Tuesday, November 10, 2015

KAJIAN AKSI “PENYEDIAAN PAKAN” PENGGEMUKAN AYAM KAMPUNG METODA “SMART IDEA”, 2009-2013


A.      PENGANTAR :
01.   Ayam Kampung, apapun jenisnya memiliki nilai jual tertinggi dalam konterks sebagai ayam konsumasi dibanding dengan ayam yang lain. Oleh karena itu, kegiatan usaha Penggemukan Ayam Kampung menjelang lebaran merupakan peluang usaha yang menarik, baik untuk memperoleh keuntungan sesaat maupun digunakan sebagai “entry point”, untuk melakukan usaha berternak ayam kampung dengan berbagai pola, salah satunya Usaha Penggemukan Panen Bulanan yang apabila setiap bulan mulai menggemukkan ayam, maka mulai bulan ke-3 atau 4, tiap bulan akan dapat menjual ayam hasil penggemukan menerus.
02.   Permasalahannya, belum ditemukan racikan pakan yang mudah, murah dan cocok dengan kebutuhan kesehatan ayam kampung maupun untuk meningkatkan berat badannya. Demikian pula, daging ayam kampung umumnya lebih “alot/keras”  dibanding ayam jenis lainnya.
03.    Bertolak dari hal di atas, Kajian Aksi “Penyediaan Pakan” Penggemukan Ayam Kampung dilakukan yang difokuskan pada “tata kelola pengeloaan pakan mandiri” dan “upaya menyediakan ayam kampung dengan daging yang tidak alot/keras”. Kajian Aksi dimulai tahun 2009 dengan jumlah 20 ekor dan dilakukan 3 bulan sebelum lebaran dan hasil Kajian Aksi disajikan secara singkat, terurai di bawah ini.

B.      LOGIKA PENALARAN  UMUM :
01.   Kualifikasi bakalan ayam kampung yang akan digemukan :
a.       Usia antara 2-3 bulan atau lepas sapih, pada kualifikasi ini resiko kematiannya rendah, ayam sedang masa tumbuh yang berarti pertambahan berat badannya akan meningkat secara signifikan pada masa pemeliharan 3 bulan.
b.       Ayam Kampung Jantan, dengan pertimbangan peningkatan berat badan ayam kampung jantan lebih cepat dibanding ayam kampung betina.
c.       Ayam Kampung dibeli dari pasar lokal, dengan pertimbangan mudah beradaptasi pada lingkungan baru. Kelemahan dalam hal ini adalah tidak diketahuinya asal usulnya, sehingga tidak diketahui “percepatan besarnya” dsb
02.   Penyediaan pakan dan obat2an/jamu :
a.       Diupayakan semaksimal mungkin bahan-bahan dapat disediakan sendiri, sehingga akan mengurangi biaya pakan.
b.      Pakan diracik sendiri
03.   Kandang, dipilih system battery (1 ekor, 1 kandang ukuran  tinggi 35cm, lebar depan 30 cm dan panjang 40 cm, dengan pertimbangan :
a.       Naluri ayam kampung jantan adalah berkelahi, apabila dicampur mereka akan lebih mementingkan berkelahi dari pada makan.
b.      Tidak terlalu banyak bergerak, sehingga daging nantinya tidak “alot”

C.      LOGIKA PENALARAN PAKAN  :
01.   Dari referensi diperoleh catatan, kuantitas pakan yang akan dibutuhkan selama 3 bulan penggemukan sebanyak 20 ekor adalah 222 kg, dengan perincian sebagai berikut :
a.       Bulan 1 : 100gram x 20 ekor/1,000 = 2 kg x 30 hari   = 60kg
b.      Bulan 2 : (0.2x60)kg + 60 kg = 72 kg, naik 0.2 kg dari bulan 1
c.       Bulan 3 : (0,25x72)kg + 72 kg =90 kg, naik 0.25 kg dari bulan 1.
02.   Bahan Pakan Ayam Kampung lebih luwes dibanding ayam jenis lain, dari refernsi ditemukan yang terpenting dalam meracik pakan “minimal” harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya, yakni Protein Kasar (PK) 12% dan Energi Metabilis (EM) sebesar 2,500Kkal/kg. Sedangkan penggolongannya,
a.       Berdasarkan sumber/asal :
1)      Bahan pakan asal tumbuhan (nabati) :
a)      Bahan pakan nabati yang diberikan kepada ternak unggas terutama benyak yang berasal dari biji-bijian dan hasil olahannya yaitu 70% - 75%, 15% - 25% merupakan limbah industri makanan dan sisa hijauan ternak. Bahan pakan asal biji-bijian sebagian besar merupakan sumber energi yang baik karena berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka kandungan serat kasarnya tinggi. Contoh:
No
Nama Bahan
Pertimbangan
01
Jagung
sumber energi yang baik karena serat kasarnya rendah. Sumber xanthophyl dan asam lemak. Asam lemak jagung sebesar 1,60% sebagai sumber protein atau asam amino juga kurang baik karena hanya mengandung 9 – 10% protein kasar.
02
Dedak halus
Kandungan nutrisi dedak halus adalah sebagai berikut: protein kasar 1890 Kkal/kg dan lemak kasar sebesar 8,3%. Dedak mempunyai kandungan serat kasar 13%. Bangsa unggas tidak mampu mencerna serat kasar lebih dari 4% karena serat kasar inilah yang menjadi faktor pembatas sehingga dedak halus tidak dapat digunakan secara berlebihan.
03
Bekatul
Mempunyai kandungan nutrisi yang sedikit berbeda dengan dedak kasar. Kandungan nutrisi dari bekatul adalah energi metabolisme sebesar 1.630 Kkl/kg. protein kasar 10,8%, lemak kasar 2,9% dan serat kasar 4,9%.
04
Ubi Kayu
Ubi kayu mempunya kandungan energi 2970 k.kal/kg. Penggunaan ubi kayu memerlukan proses lebih lanjut dengan cara dkeringkan terlebih dahulu. Kelemahan ubi kayu mengandung racun Hidrocyanik (HCN), pemanasan dengan matahari, direbus atau dipanaskan dengan suhu 70 – 800C dapat mengurangi pengaruh HCN.
05
Hijauan
Hijauan dapat digunakan dalam formulasi ransom ternak unggas maksimum 4% dari total ransom. Kandungan serat kasar yang tinggi menyebabkan hijauan terbatas penggunaannya

2)       Bahan pakan asal hewan (hewani) :
No
Nama Bahan
Pertimbangan
01
Tepung Ikan
Secara umum tepung ikan berkualitas baik mengandung protein kasar 60% - 70%.
02
Tepung Tulang
mengandung posfor 12% - 15% dan kalsium 24% - 30%. Sebagai sumber kalsiumpotensialpada masa pertumbuhan
03
Tepung Kerang
kadar Ca, tepung kerang cukup besar yaitu 38%.

b.      Berdasarkan Kandungan Nutrisi:
1)         Bahan pakan sumber protein, mempunyai kandungan protein kasar lebih dari 20%. Antara lain: Tepung ikan, Tepung darah, Tepung limbah udang, Tepung bulu terolah, Bungkil Kelapa, Bungkil Kedelai, dll
2)         Bahan pakan sumber energy, umumnya mengandung protein kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%. Bahan pakan ini contohnya antara lain : Jagung, Dedak halus atau bekatul, Minyak nabati dan minyak ikan, Ubi kayu/singkong dll.
3)         Bahan pakan sumber vitamin,  Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi sangat dibutuhkan oleh unggas. Kekurangan vitamin akan segera terlihat yaitu pada tahan pupuk unggas terhadap penyakit. Bahan pakan yang merupakan sumber vitamin antara lain: Hijauan segar, Tepung hijauan, Feed supplement.
4)         Feed suplement (feed additive), terdiri dari campuran vitamin, mineral, asam amino, serta jenis-jenis obat tertentu, seperti Antibiotik, Arsenal Mineral Nitrafuran dan Coccidiostat. Jenis Feed Suplement Antibiotik Perkalin Teracmycin serta Oureomycin yang banyak diperdagangkan. Feed Suplement Coccidiostat yang berupa Chlortetra Cycline Fira Solidone dan Exytetracycline dapat digunakan untuk mencegah penyakit seperti penyakit berak darah. Alternatif lain adalah dengan menggunakan “Jamu”, yang dibuat melalui proses fermentasi.
c.       Berdasarkan Bentuk Fisik:
1)      Bahan pakan bentuk butiran, Bahan pakan ini perlu digiling terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pakan ransum. Contoh: jagung, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, dll.
2)      Bahan pakan bentuk tepung, Bahan pakan ini berasal dari bahan pakan hewani dan nabati. Biasanya pengusaha (poutry shop) lebih cenderung menjual ransum yang sudah jadi, seperti konsentrat, feed suplement, antibiotik serta jenis obat-obatan lainnya. Contoh: tepung ikan, tepung daging, tepung tulang dan tepung hijauan ternak.
3)      Bahan pakan bentuk cair, Bahan pakan berbentuk cair terutama minyak nabati maupun minyak hewani sering digunakan pada unggas pedaging yang membutuhkan energi tinggi. Penggunaan bahan pakan berbentuk cair (minyak) di dalam ransum unggas. Selain membantu memenuhi kebutuhan energi juga menambah selera nafsu makan ternak unggas. Selain itu juga dapat mengurangi sifat berdebu pada ransum yang berbentuk tepung lengkap (All Mash). Contoh : minyak nabati, mollases, minyak ikan dan lainnya.

03.      PERACIKAAN PAKAN & JAMU (MENJAGA KESEHATAN,KEBUGARAN & NAFSU MAKAN) :
a.       Peracikan Pakan :
1)      Prinsip dasar,
a)      Minimal harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya, yakni Protein Kasar (PK) 12% dan Energi Metabolisme (EM) sebesar 2,500Kkal/kg
b)      Bahan, diperoleh dengan mudah, murah dan semaksimal mungkin dapat menyediakan sendiri.
c)       Proses pembuatan, sedapat mungkin diberikan dalam keadaan teracik sempura
2)      Contoh :
a)      Bahan  :
No
Nama Bahan
Kandungan Protein
Kandungan EM
Komposisi Volume
01
Dedak
12%
1,680 Kkal/kg
10 kg
02
Tepung Ikan
50%-59%
2,640Kkal/kg
2 kg
03
Kangkung/Labu
1,5%
1,000Kkal/kg
3 ikat/60batang
04
Garam
-
-
3 sendok
05
Gula Merah
-
-
2 ons
06
Bioaktivator
-
-
50 ml
07
Air


Secukupnya
b)      Alat      : Terpal, Pengaduk, Gayung dan Pisau
c)       Cara Pembuatan :
Ø  Kangkung diiris halus sepanjang 2-3 cm, tuang dalam terpal yang sudah digelar
Ø  Dedak & Tepung Ikan juga dituang ke dalam terpal dan aduk
Ø  Taburi Garam secara merata
Ø  Isi air dalam gayung, tuang gula merah yang sudah dihaluskan, demikian pula Biaktivator, aduk merata dan siramkan merata ke seluruh bahan di atas terpal
Ø  Lipat/tutup terpal dan ikat, setelah 3 hari, pakan siap diberikan
3)      Note :
a)      Dalam kajian aksi yang dilakukan, Tepung Ikan kadang diganti dengan tepung Keong dsb, demikian pula Kangkung, diganti dengan Caisim, Sawi , Batang Pisang dsb
b)      Agar nafsu makan terjaga secara stabil, paling lambat tiap 2 minggu sekal dimandikan

b.      Peracikan Jamu :
1)      Prinsip Dasar:
a)      Lebih baik menjadi kesehatan dan kebugaran dari pada mengobati setelah terkena penyakit.
b)      Bahan, semaksimal mungkin dapat disediakan sendiri sehingga benar-benar “low cost”
c)       Proses Pembuatan, agar dilakukan dalam keadaa hygienis dan runtut.


2)      Jamu Pokok yang diberikan :
a)      Bahan :
No
Nama Bahan
 Volume
Manfaat
01
Kencur
1,5 kg
Menjaga pencernaan normal
02
Bawang Putih
1,5 kg
Membunuh bakteri pathogen/merugikan
03
Jahe
1 kg
Menghangat badan, utamanya di musim hujan
04
Kunyit
1 kg
Mencegah peradangan
05
Daun Sirih
0.25 kg
Fungsi  Antibiotik
07
Daun Pepaya
5 lembar
Menambah Kalsium
08
Gula Merah
1,5 kg
Pemberian daya/energi bakteri pengurai
09
Bioaktivator
0.5 liter
Proses Penguraian Unsur
b)      Alat : Ember, Blender, Pengaduk, Corong & Jerigen
c)       Cara pembuatan :
Ø  Seluruh bahan no 01-07 dibersihkan dan diblender sampai halus
Ø  Gula Merah dihaluskan
Ø  Seluruh bahan yang sudah halus, gula merah dan bioaktivator dituang ke dalam ember dan ditambahkan air sebanyak 40 liter, kemudian diaduk
Ø  Racikan tuang, ke dalam jerigen dengan menggunakan corong, tutup rapat, buka tutup setiap 24jam selama 5menit dan tutup kembali, pada hari ke 8,Jamu siap diberikan pada ayam
d)      Cara pemberian : 10 cc/1 liter air dan sajikan sebagai minuman untukmenjaga kesehatan, apabila terlanjur terserang penyakit, berikan 2 -5 cc/hari selama 3 hari berturut-turut. Dari kajian aksi yang dilakukan,pada hari ke 4 ayam sembuh kembali.
01.      Lain-lain :
a.       Selama  Kajian Aksi dilakukan, jumlah ayam kampung yang dipelihara setiap periode  selalu sama yakni 20 ekor.  
b.      Kajian aksi dihentikan dianggap sudah cukup dan mulai tahun 2013 mulai dilakukan Kajian Aksi Penggemukan Domba samai dengan saat ini.
c.       Bagi yang akan menerapkan metoda ini dan menyesuaikan dengan bahan lokal yang tersedia agar perhitungan kandungan Protein dan EM diketahui terlebih dahulu (misalnya googling)

Demikian Hasil Kajian Aksi ini dilakukan, kiranya dapat menjadi referensi maupun untuk diterapkan.


No comments:

Post a Comment