A. PENGANTAR :
01.
Ayam Kampung, apapun jenisnya memiliki nilai
jual tertinggi dalam konterks sebagai ayam konsumasi dibanding dengan ayam yang
lain. Oleh karena itu, kegiatan usaha Penggemukan Ayam Kampung menjelang
lebaran merupakan peluang usaha yang menarik, baik untuk memperoleh keuntungan
sesaat maupun digunakan sebagai “entry point”, untuk melakukan usaha berternak
ayam kampung dengan berbagai pola, salah satunya Usaha Penggemukan Panen
Bulanan yang apabila setiap bulan mulai menggemukkan ayam, maka mulai bulan
ke-3 atau 4, tiap bulan akan dapat menjual ayam hasil penggemukan menerus.
02.
Permasalahannya, belum ditemukan racikan pakan
yang mudah, murah dan cocok dengan kebutuhan kesehatan ayam kampung maupun
untuk meningkatkan berat badannya. Demikian pula, daging ayam kampung umumnya
lebih “alot/keras” dibanding ayam jenis
lainnya.
03.
Bertolak
dari hal di atas, Kajian Aksi “Penyediaan Pakan” Penggemukan Ayam Kampung dilakukan
yang difokuskan pada “tata kelola pengeloaan pakan mandiri” dan “upaya
menyediakan ayam kampung dengan daging yang tidak alot/keras”. Kajian Aksi
dimulai tahun 2009 dengan jumlah 20 ekor dan dilakukan 3 bulan sebelum lebaran
dan hasil Kajian Aksi disajikan secara singkat, terurai di bawah ini.
B. LOGIKA PENALARAN UMUM :
01.
Kualifikasi bakalan ayam kampung yang akan
digemukan :
a. Usia
antara 2-3 bulan atau lepas sapih, pada kualifikasi ini resiko kematiannya
rendah, ayam sedang masa tumbuh yang berarti pertambahan berat badannya akan
meningkat secara signifikan pada masa pemeliharan 3 bulan.
b. Ayam Kampung Jantan, dengan pertimbangan
peningkatan berat badan ayam kampung jantan lebih cepat dibanding ayam kampung
betina.
c. Ayam
Kampung dibeli dari pasar lokal, dengan pertimbangan mudah beradaptasi pada
lingkungan baru. Kelemahan dalam hal ini adalah tidak diketahuinya asal
usulnya, sehingga tidak diketahui “percepatan besarnya” dsb
02.
Penyediaan pakan dan obat2an/jamu :
a. Diupayakan
semaksimal mungkin bahan-bahan dapat disediakan sendiri, sehingga akan
mengurangi biaya pakan.
b. Pakan
diracik sendiri
03.
Kandang, dipilih system battery (1 ekor, 1
kandang ukuran tinggi 35cm, lebar depan
30 cm dan panjang 40 cm, dengan pertimbangan :
a. Naluri
ayam kampung jantan adalah berkelahi, apabila dicampur mereka akan lebih
mementingkan berkelahi dari pada makan.
b. Tidak
terlalu banyak bergerak, sehingga daging nantinya tidak “alot”
C. LOGIKA PENALARAN PAKAN :
01.
Dari referensi diperoleh catatan, kuantitas
pakan yang akan dibutuhkan selama 3 bulan penggemukan sebanyak 20 ekor adalah 222
kg, dengan perincian sebagai berikut :
a. Bulan
1 : 100gram x 20 ekor/1,000 = 2 kg x 30 hari
= 60kg
b. Bulan
2 : (0.2x60)kg + 60 kg = 72 kg, naik 0.2 kg dari bulan 1
c. Bulan
3 : (0,25x72)kg + 72 kg =90 kg, naik 0.25 kg dari bulan 1.
02.
Bahan Pakan Ayam Kampung lebih luwes dibanding
ayam jenis lain, dari refernsi ditemukan yang terpenting dalam meracik pakan “minimal”
harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya, yakni Protein Kasar (PK) 12% dan
Energi Metabilis (EM) sebesar 2,500Kkal/kg. Sedangkan penggolongannya,
a. Berdasarkan
sumber/asal :
1)
Bahan pakan asal tumbuhan (nabati) :
a)
Bahan pakan nabati yang diberikan kepada ternak
unggas terutama benyak yang berasal dari biji-bijian dan hasil olahannya yaitu
70% - 75%, 15% - 25% merupakan limbah industri makanan dan sisa hijauan ternak.
Bahan pakan asal biji-bijian sebagian besar merupakan sumber energi yang baik
karena berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka kandungan serat kasarnya tinggi.
Contoh:
No
|
Nama Bahan
|
Pertimbangan
|
01
|
Jagung
|
sumber energi yang
baik karena serat kasarnya rendah. Sumber xanthophyl dan asam lemak. Asam
lemak jagung sebesar 1,60% sebagai sumber protein atau asam amino juga kurang
baik karena hanya mengandung 9 – 10% protein kasar.
|
02
|
Dedak halus
|
Kandungan nutrisi dedak halus adalah sebagai berikut: protein kasar
1890 Kkal/kg dan lemak kasar sebesar 8,3%. Dedak mempunyai kandungan serat
kasar 13%. Bangsa unggas tidak mampu mencerna serat kasar lebih dari 4%
karena serat kasar inilah yang menjadi faktor pembatas sehingga dedak halus
tidak dapat digunakan secara berlebihan.
|
03
|
Bekatul
|
Mempunyai kandungan nutrisi yang sedikit berbeda dengan dedak kasar.
Kandungan nutrisi dari bekatul adalah energi metabolisme sebesar 1.630 Kkl/kg.
protein kasar 10,8%, lemak kasar 2,9% dan serat kasar 4,9%.
|
04
|
Ubi Kayu
|
Ubi kayu mempunya kandungan energi 2970 k.kal/kg. Penggunaan ubi kayu
memerlukan proses lebih lanjut dengan cara dkeringkan terlebih dahulu.
Kelemahan ubi kayu mengandung racun Hidrocyanik (HCN), pemanasan dengan
matahari, direbus atau dipanaskan dengan suhu 70 – 800C dapat mengurangi
pengaruh HCN.
|
05
|
Hijauan
|
Hijauan dapat digunakan dalam formulasi ransom ternak unggas maksimum
4% dari total ransom. Kandungan serat kasar yang tinggi menyebabkan hijauan
terbatas penggunaannya
|
2)
Bahan pakan asal hewan (hewani) :
No
|
Nama Bahan
|
Pertimbangan
|
01
|
Tepung Ikan
|
Secara umum tepung ikan berkualitas baik mengandung protein kasar 60%
- 70%.
|
02
|
Tepung Tulang
|
mengandung posfor 12% - 15% dan kalsium 24% - 30%. Sebagai sumber
kalsiumpotensialpada masa pertumbuhan
|
03
|
Tepung Kerang
|
kadar Ca, tepung kerang cukup besar yaitu 38%.
|
b.
Berdasarkan Kandungan Nutrisi:
1)
Bahan pakan sumber protein, mempunyai kandungan
protein kasar lebih dari 20%. Antara lain: Tepung ikan, Tepung darah, Tepung
limbah udang, Tepung bulu terolah, Bungkil Kelapa, Bungkil Kedelai, dll
2)
Bahan pakan sumber energy, umumnya mengandung
protein kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%. Bahan pakan ini contohnya
antara lain : Jagung, Dedak halus atau bekatul, Minyak nabati dan minyak ikan,
Ubi kayu/singkong dll.
3)
Bahan pakan sumber vitamin, Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi
sangat dibutuhkan oleh unggas. Kekurangan vitamin akan segera terlihat yaitu
pada tahan pupuk unggas terhadap penyakit. Bahan pakan yang merupakan sumber
vitamin antara lain: Hijauan segar, Tepung hijauan, Feed supplement.
4)
Feed suplement (feed additive), terdiri dari
campuran vitamin, mineral, asam amino, serta jenis-jenis obat tertentu, seperti
Antibiotik, Arsenal Mineral Nitrafuran dan Coccidiostat. Jenis Feed Suplement
Antibiotik Perkalin Teracmycin serta Oureomycin yang banyak diperdagangkan.
Feed Suplement Coccidiostat yang berupa Chlortetra Cycline Fira Solidone dan Exytetracycline
dapat digunakan untuk mencegah penyakit seperti penyakit berak darah.
Alternatif lain adalah dengan menggunakan “Jamu”, yang dibuat melalui proses
fermentasi.
c.
Berdasarkan Bentuk Fisik:
1)
Bahan pakan bentuk butiran, Bahan pakan ini
perlu digiling terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pakan ransum.
Contoh: jagung, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, dll.
2)
Bahan pakan bentuk tepung, Bahan pakan ini
berasal dari bahan pakan hewani dan nabati. Biasanya pengusaha (poutry shop)
lebih cenderung menjual ransum yang sudah jadi, seperti konsentrat, feed
suplement, antibiotik serta jenis obat-obatan lainnya. Contoh: tepung ikan,
tepung daging, tepung tulang dan tepung hijauan ternak.
3)
Bahan pakan bentuk cair, Bahan pakan berbentuk
cair terutama minyak nabati maupun minyak hewani sering digunakan pada unggas
pedaging yang membutuhkan energi tinggi. Penggunaan bahan pakan berbentuk cair
(minyak) di dalam ransum unggas. Selain membantu memenuhi kebutuhan energi juga
menambah selera nafsu makan ternak unggas. Selain itu juga dapat mengurangi
sifat berdebu pada ransum yang berbentuk tepung lengkap (All Mash). Contoh :
minyak nabati, mollases, minyak ikan dan lainnya.
03.
PERACIKAAN PAKAN & JAMU (MENJAGA
KESEHATAN,KEBUGARAN & NAFSU MAKAN) :
a.
Peracikan Pakan :
1)
Prinsip dasar,
a) Minimal
harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya, yakni Protein Kasar (PK) 12% dan
Energi Metabolisme (EM) sebesar 2,500Kkal/kg
b) Bahan,
diperoleh dengan mudah, murah dan semaksimal mungkin dapat menyediakan
sendiri.
c) Proses
pembuatan, sedapat mungkin diberikan dalam keadaan teracik sempura
2) Contoh
:
a) Bahan
:
No
|
Nama Bahan
|
Kandungan Protein
|
Kandungan EM
|
Komposisi Volume
|
01
|
Dedak
|
12%
|
1,680 Kkal/kg
|
10 kg
|
02
|
Tepung Ikan
|
50%-59%
|
2,640Kkal/kg
|
2 kg
|
03
|
Kangkung/Labu
|
1,5%
|
1,000Kkal/kg
|
3
ikat/60batang
|
04
|
Garam
|
-
|
-
|
3 sendok
|
05
|
Gula Merah
|
-
|
-
|
2 ons
|
06
|
Bioaktivator
|
-
|
-
|
50 ml
|
07
|
Air
|
Secukupnya
|
b) Alat : Terpal, Pengaduk, Gayung dan Pisau
c) Cara
Pembuatan :
Ø
Kangkung diiris halus sepanjang 2-3 cm, tuang dalam terpal yang
sudah digelar
Ø
Dedak & Tepung Ikan juga dituang ke dalam terpal dan aduk
Ø
Taburi Garam secara merata
Ø
Isi air dalam gayung, tuang gula merah yang sudah dihaluskan,
demikian pula Biaktivator, aduk merata dan siramkan merata ke seluruh bahan di
atas terpal
Ø
Lipat/tutup terpal dan ikat, setelah 3 hari, pakan siap diberikan
3) Note :
a) Dalam kajian aksi yang dilakukan, Tepung Ikan kadang diganti
dengan tepung Keong dsb, demikian pula Kangkung, diganti dengan Caisim, Sawi ,
Batang Pisang dsb
b) Agar nafsu makan terjaga secara stabil, paling lambat tiap 2
minggu sekal dimandikan
b. Peracikan Jamu :
1) Prinsip Dasar:
a) Lebih baik menjadi kesehatan dan kebugaran dari pada mengobati
setelah terkena penyakit.
b) Bahan, semaksimal mungkin dapat disediakan sendiri sehingga
benar-benar “low cost”
c) Proses Pembuatan, agar dilakukan dalam keadaa hygienis dan
runtut.
2) Jamu Pokok yang diberikan :
a) Bahan :
No
|
Nama Bahan
|
Volume
|
Manfaat
|
01
|
Kencur
|
1,5 kg
|
Menjaga pencernaan normal
|
02
|
Bawang Putih
|
1,5 kg
|
Membunuh bakteri pathogen/merugikan
|
03
|
Jahe
|
1 kg
|
Menghangat badan, utamanya di musim
hujan
|
04
|
Kunyit
|
1 kg
|
Mencegah peradangan
|
05
|
Daun Sirih
|
0.25 kg
|
Fungsi
Antibiotik
|
07
|
Daun Pepaya
|
5 lembar
|
Menambah Kalsium
|
08
|
Gula Merah
|
1,5 kg
|
Pemberian daya/energi bakteri pengurai
|
09
|
Bioaktivator
|
0.5 liter
|
Proses Penguraian Unsur
|
b) Alat : Ember, Blender, Pengaduk, Corong & Jerigen
c) Cara pembuatan :
Ø
Seluruh bahan no 01-07 dibersihkan dan diblender
sampai halus
Ø
Gula Merah dihaluskan
Ø
Seluruh bahan yang sudah halus, gula merah dan
bioaktivator dituang ke dalam ember dan ditambahkan air sebanyak 40 liter,
kemudian diaduk
Ø
Racikan tuang, ke dalam jerigen dengan menggunakan
corong, tutup rapat, buka tutup setiap 24jam selama 5menit dan tutup kembali,
pada hari ke 8,Jamu siap diberikan pada ayam
d) Cara pemberian : 10 cc/1 liter air dan sajikan sebagai minuman
untukmenjaga kesehatan, apabila terlanjur terserang penyakit, berikan 2 -5
cc/hari selama 3 hari berturut-turut. Dari kajian aksi yang dilakukan,pada hari
ke 4 ayam sembuh kembali.
01.
Lain-lain :
a. Selama
Kajian Aksi dilakukan, jumlah ayam
kampung yang dipelihara setiap periode
selalu sama yakni 20 ekor.
b. Kajian
aksi dihentikan dianggap sudah cukup dan mulai tahun 2013 mulai dilakukan
Kajian Aksi Penggemukan Domba samai dengan saat ini.
c. Bagi
yang akan menerapkan metoda ini dan menyesuaikan dengan bahan lokal yang
tersedia agar perhitungan kandungan Protein dan EM diketahui terlebih dahulu
(misalnya googling)
Demikian Hasil Kajian Aksi ini
dilakukan, kiranya dapat menjadi referensi maupun untuk diterapkan.
No comments:
Post a Comment