Monday, September 14, 2009

HUTANG PADA DIRI SENDIRI, MENYIAPKAN MASA SENJA

Hutang pada diri sendiri, sudah menjadi salah satu pegangan hidup saya semenjak usia 20 tahunan, bertolak dari kehidupan yang keras di Jakarta. Betapa tidak, saya dihadapkan pada realita gambaran kehidupan yang saya temui setiap hari. dari mereka yang papa dan tinggal di lingkungan tidak layak huni & hubungan sosial antar warga masayarakat yang sedemikian individual.

Pemikiran simplenya, dengan "saya berhutang" maka saya akan memiliki "sesuatu" yang akan menjadi milik saya dan "saya berhutang pada diri saya sendiri", memberikan arti bahwa saya harus bisa "menahan nafsu saya untuk pengeluaran keuangan yang saya miliki". Sesuatu dimaksud adalah "kekayaan materi" yang saya perhitungkan untuk masa 10, 20 bahkan 30 tahun ke depan. Pragmatisnya, masa senja nanti saya memiliki aset yang akan menopang kehidupan tanpa menyulitkan anak cucu saya.

Semula saya tidak memiliki gambaran sesuatu dimaksud, tetapi dalam perjalanan yang panjang sesuatu dimaksud salah satunya kepemilikan saya atas tanah, yang semula terbeli tanpa sengaja di berbagai tempat. Dulunya, lokasi tanah dimaksud merupakan daerah yang jauh dari perkotaan (di pelosok desa), tetapi dalam perkembangannya saat ini, minimal harga tanah berlipat ada yang lebih dari 200 kali.

Khususnya tanah, hampir seluruhnya saya beli dengan harga yang sangat murah, berasal dari honor-honor melaksanakan pekerjaan/tugas yang saya terima, dengan demikian pembelian tanahpun secara bertahap dan terserak. Apabila bisa diolah dengan pertanian-perkebunan, langsung pengolahan saya lakukan, baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang. hasil yang saya peroleh, karena pada dasarnya tidak saya perlukan, saya gunakan untuk membeli tanah kembali dst. Saat ini, sebagian tanah yang saya miliki saya kembangkan untuk pertanian dan perkebunan (jangka menengah, panjang), juga untuk membuat kompleks pertokoan yang saya sewakan/kontrak, tengah saya rintis untuk membuat rumah kontrakan.

Dari gambaran di atas, yang bisa saya uraiakan secara singkat adalah :
1. Sebagai PNS walaupun sedikit, saya memperoleh hasil lain di luar gaji dan tun jangan yang saya gunakan untuk investasi. Obsesi "hutang pada diri sendiri, telah menahan saya untuk menggunakan uang secara terfokus.
2. Bentuk investasi yang cukup dominan adalah tanah yang saya beli semula di daerah yang semula merupakan daerah pelosok, relatif murah dan saya beli secara bertahap, termasuk mengangsur.
3. Optimalisasi pengelolaan tanah, membuahkan investasi yang tumbuh, baik secara aktif maupun pasif.

Gambaran di atas bukanlah merupakan perjalanan yang seluruhnya manis, kekurang jelian saya dalam membeli tanah, juga dalam beberapa kasus saya tertipu. Namun demikian, secara keseluruhan saya mulai merasakan manisnya saya dalam menjalani kehidupan ini. Indikasinya, hampir seluruh target saya tercapai sesuai dengan yang saya inginkan.

Demikian, semoga bermanfaat dan tanah bukanlah satu-satunya pilihan, tetapi BERHUTANGLAH PADA DIRI SENDIRI, LAYAK DIPERTIMBANGKAN MENJADI SALAH SATU PILIHAN PEGANGAN HIDUP UNTUK MENYONGSONG MASA SENJA.

Friday, September 4, 2009

GROSIR KELILING, SOLUSI SI MISKIN BELI BARANG LEBIH MAHAL DARI SI KAYA

Tahun 2002 yang lalu, ada teman memberikan informasi bahwa di Jabotabek, terdapat lebih 400,000 warung/kios kecil yang bermodal kecil, konsumen juga lapisan bawah tetapi mereka membeli kebutuhan harian jauh lebih mahal dari pada kunsumen lapisan di atasnya. Penyebabnya adalah, panjangnya rantai dan banyaknya simpul dari produsen sampai ke konsumen. Setiap simpul mengambil untung, bahkan dalam penelitian yang saya lakukan, terdapat 12 simpul yang harus dilewati. Kesimpulan yang saya peroleh adalah “SI MISKIN MEMBELI BARANG DENGAN HARGA LEBIH MAHAL DARI SI KAYA”, ini masalah dan solusi tantangannya adalah bagaimana cara agar SI KECIL MEMBELI BARANG DENGAN HARGA MINIMAL SAMA ATAU LEBIH MURAH DARI SI KAYA”
Dari kajian pragmatis yang saya lakukan, pendekatan kaji tindak saya pilih dan laksanakan dengan judul GROSIR KELILING, Sederhananya, Sang Grosir, menyiapkan lebih dari 50 produk dan setiap hari menawarkan dan sekaligus menjual ke 50 warung/kios kecil atau selama seminggu sebanyak 350 kios/warung. Asumsinya, apabila setiap warung/kios dapat memberikan keuntungan Rp 10,000.00, maka dalam waktu satu minggu akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,500,000.00. Hasil yang lumayan besar.
Gambaran teknis secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Survey barang yang dijual warung/kios, termasuk harga belai, jual dan kuantitas terjual rata2/minggunya.
2. Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan warung/kios dengan harga jual ke warung/kios lebih murah atau minimal sama dengan yang biasa dibeli.
3. Penawaran/penjualan barang ke warung/kios secara tunai maupun konsinyasi dalam waktu seminggu. Dalam penawaran harus melakukan dengan cara memberikan kemudahan kapada warung/kios akan lebih menguntungkan apabila telah kenal terlebih dahulu (penanaman trust wajib dilakukan).
4. Pengadaan barang yang dibutuhkan warung/kios setiap saat yang harus dilayani secepatnya.
5. Pembuatan jadwal penjualan minimal 50 warung/kios/hari, dikaitkan dengan route yang paling efisien. Misalnya hari Senin, di sepanjang jalan/gang A, jalan/gang B dan jalan/gang C, hari Selasa D, E dan F dst dan untuk Senin depan kembali ke A, B dan C.
Hasil dari kajian tindak sungguh menarik dan fakanya sampai saat ini sangat berkembang, meluas termasuk keterampilan mereka untuk emlihat moment kebutuhan pasar yang meningkat, misalnya penjualan ban dan onderdil sepeda motor, penjualan tepung, gula merah dan telur menyongsong lebaran dsb.
Training, saya berikan di SKB Cilandak waktu itu hanya selama 2 hari dilanjutkan dengan kegiatan bimbingan teknis, termasuk untuk menanamkan trust kepada warung/kios. Permasalahan yang saya hadapi waktu itu adalah keterbatasan pembiayaan, untuk investasi (motor) dan modal kerja. Untuk motor, waktu itu saya melakukan kerjasama dengan dealer motor produk China, dengan harga cash sekitar Rp 7,000,000.00dan ternyata membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar pada 6 bulan pertama. Walaupun demkian, setiap 350 warung/kios langsung membuka kesempatan untuk berusaha untuk 3 orang, bisa diprhitungkan bahwa sasaran pasar sekitar 400,000 warung/kios. Waktu itu, program Grosir Keliling ini saya lakukan dari tahun 2003 sd 2004 dan terpaksa tidak berlanjut karena saya mutasi tugas dari SKB Cilandak.

Ada yang tertarik ?, saya akan guided, termasuk mempertemukan peserta didik yang telah sukses.
Salam…

Wednesday, September 2, 2009

BERTERNAK KAMBING/DOMBA PENGGEMUKAN

Sejalan dengan keberhasilan dalam pembiakan kambing/domba, bersama dengan teman-teman di SKB Cilandak dan mitra, kami melakukan PENGGEMUKAN KAMIBNG/DOMBA. Sebagai tolakan ide, saya berpikir, mencari berbagai referensi, termasuk mengunjungi kegiatan penggemukan kambing/domba di berbagai tempat, akhirnya menemukan konsep itu, yakni :

01. Dengan catu makan sekitar 5 kg/hari, apabila minimal per-hari kambing/domba akan bertambah berat badan 50 gram saja, maka masa penggemukan maksimal adalah 4-5 bulan, dengan asumsi berat saat mulai diternak 10 kg dan target penggemukan 20 kg (ukuran berat biasa untuk dikonsumsi). Apabila dapat mencapai 100 gram/hari, jelas masa waktu penggemukan berkurang & ini akan berpengaruh signifikan pada biaya yang dikeluarkan

02. Agar kambing/domba hanya makan dan makan saja, maka kandang dibuat sistem batarai (ukuran 50 cm x 100cm/ekor), diberi perangsang makan (minum air yang diberi garam) dan mandi, maksimal 3 hari sekali (tidak banyak gerak & segar). Seminggu sekali diliarkan selama sekitar 3 jam

03. Batas antar kandang dibuat tertutup, sehingga kambing/domba tidak bisa saling intip yang akan menimbulkan gairah dan gelisah dan berujung nafsu makan kurang.

04. Vitamin dan obat cacing serta obat lain yang diperlukan juga harus diberikan.

05. Mulai masa penggemukan adalah 4-5 bulan sebelum Iedul Adha

06. Sumber pembelian kambing/domba waktu itu Purworejo dan Wonogiri, dengan memilih bibit usia di bawah 1 tahun (8-10 bulan), relative murah dan dalam masa tumbuh serta pada saat Iedul Adha sudah layak sebagai korban.

07.Pemelihara, pilih orang yang benar-benar sayang kambng/domba serta telaten dan kuat secara fisik. Untuk 1 orang pemelihara, secara efektif dapat memelihara 20 ekor dan tetap masuk dalam hitungan ekonomi. Sebagai perangsang, dia diberikan bonus 10% berat bertambah (misal bertambah 10 kg, dia dapat 1 kg, apabila harga Rp 30,000.00/kg, bonusnya sebesar Rp 30,000.00)

08.Penyiapan tanaman untuk pakan dan campuran pakan lain harus disiapkan (rumusannya, jangan makan pecel/gado gado terus, nasinya juga haruslah kalu mau cepet gemuk)

09. Kambing/domba yang dibiakkan seluruhnya jantan dan agar tidak stress, seminggu sekali pada saat diliarkan/dilepas, campurlah dengan kambing/domba betina.

10. Paling bagus apabila bibit merupakan hasil pembiakan sendiri dan tidak ada hubungan darah yang dekat.

Pengalaman saya dalam merealisasikan konsep di atas, sukses besar saya rasakan, (harga beli Rp 250,000.00/ekor termahal dan harga jual kisaran Rp 550,000.00-Rp 750,000.00) dan konsepsi percontohan program belajar keterampilan hidup ke berbagai daerah, termasuk Sukabumi dan Riau sampai saat ini. Di sisi lain, permasalahan juga ditemukan antara lain adalah :

1. Salah membeli bibit, baik kualitas maupun jarak (beban tranportasi)

2. Sulit memperoleh pakan berupa rumput (hijauan), mengingat pada saat dilakukan

Silahkan lakukan, jangan mencoba karena saya sudah mencoba, dan terpaksa berhenti karena saya mutasi ke Dinas Pendidkan Menengah dan Tinggi Jakarta Seatan, tahun 2004. Salam…

Friday, August 28, 2009

BERTERNAK KAMBING/DOMBA POLA PEMBIAAKAN BULANAN

Pada tahun 2000, semasa saya bertugas di SKB Cilandak, saya merealisasikan ide saya perihal BERTERNAK KAMBING/DOMBA DENGAN POLA PEMBIAKAN BULANAN. Sebagai tolakan ide, saya berpikir, mencari berbagai referensi dan mengajak Pamong Belajar berlatar belakang Peternakan, akhirnya menemukan konsep itu, yakni :
1. Karena masa bunting kambing/domba sampai melahirkan adalah 5 bulan 10 hari, jadi apabila setiap bulan bisa mengawinkan sepasang kambing/domba, masa menyusui sekitar 3 bulan, maka mulai bulan ke-6 akan terlahir anak kambing/domba setiap bulan.
2. Karena pejantan kambing/domba doyan kawin (bandot), 1 jantan berbanding 4, maka idealnya 1 pejantan dipasangkan dengan 4 betina/bulan dan kambing/domba betina setelah bunting, tidak mau didekati pejantan (kawin), maka dibutuhkan 24 betina yang akan dikawinkan pada bulan ke 1, 2,3,4,5,6.
3. Mulai bulan ke 6, kambing/domba yang dikawinkan bulan pertama, minimal akan menghasilkan anak 4 ekor (asumsi beranak 1 ekor, bisa 2 atau 3 ekor) dan dari referensi rata-rata dari 4 ekor betina akan menghasilkan 6 ekor (berdasar referensi 50% jantan dan 50% betina)
4. Dari uraian di atas, berarti pada bulan ke 6, jumlah kambing/domba akan berjumlah 31 ekor, bulan ke 7, 37 ekor, bulan ke 8, 43 ekor dst.
5. Untuk menekan modal pembelian kambing/domba, bisa dipilih sekaligus membeli 24 betina dengan jenjang usia berjenjang (6 grade) atau bulan 1, 1 ekor bandot dan 4 ekor betina, bulan 2, 4 ekor betina dst sampai bulan ke 6.
6. Tata cara menawinkan, sepasang diletakkan dalam kandang terpisah selama seminggu, minggu ke 2, betinanya diganti dengan betina lain dst.
7. Ketersediaan pakan, harus dipersiapkan, dengan hitungan 5kg/ekor/hari (rumput dan bahan oakan lain padat karbohidrat) dan khusus bandot, ditambah telur 1 butir/2 hari.
8. Bandot dan betina jangan yang ada hubungan darah.
9. Pemberian obat cacing dilakukan 1 bulan sekal dan memandikan seminggu sekali
Pengalaman saya dalam merealisasikan konsep di atas, konsep terealsiasi mendekati sempurna dan pada akhir tahun pertama, jumlah kambing/domba mencapai jumlah 102 ekor. Sukses besar atas konsepsi dan menyebar menjadi percontohan program belajar keterampilan hidup ke berbagai daerah. Di sisi lain, permasalahan juga ditemukan antara lain adalah :
1. Tidak semua betina langsung mau menyusui anaknya yang baru lahir, padahal anak sangat memerlukan susu pertama dari induknya.
2. Tidak semua betina bisa bunting, ditemukan 4% mandul.
Dalam telaah salah satu kunci sukses adalah tersedianya bahan pakan yang cukup, dan “tenaga kerja yang saying dan benar-benar sehati fisiknya”. Diversifikasi usaha dimaksud antara lain adalah produksi Pupuk, penggemukan kambing/domba pejantan
Yang jelas menguntungkan adalah, saya dapat membelikan tanah pada seluruh staf SKB Cilandak di DKI Jakarta.

Silahkan mencoba, bingung…hubungi saya. Salam…

Tuesday, August 18, 2009

KOPERASI BAGI WARGA MASYARAKAT MISKIN

30 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1979 saya mempelajari berbagai kebijakan dan program tentang KOPERASI, yang mendasar saya temukan antara lain adalah koperasi sebagai soko guru perekonomuan nasional kita, koperasi tidak mengenal atasan dan bawahan, bertujuan mensejahterakan seluruh anggotanya, simpanan pokok-wajib dan masalah pengelolaan. Masalah substansi yang saya temukan mengkait tentang persyaratan bagi anggota yakni keharusan melakukan “simpanan pokok-wajib”, yang lebih jelasnya adalah apabila “ia tidak memiliki uang untuk membayar simpanan pokok dan simpanan wajib”. Implikasinya adalah warga masyarakat lapisan terbawah (orang miskin), tidak mungkin menjadi anggota Koperasi karena tidak memiliki uang untuk simpanan pokok dan simpanan wajib.
Upaya mencari solusi, saya sampaikan ke berbagai pihak, termasuk ke Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) dan jawaban yang memuaskan belum pernah saya terima. Upaya pencarian terus saya lakukan, sampai mencermati kebiasaan, adat dan budaya masyarakat miskin dan yang saya temukan antara lain adalah “tamu langsung disajikan minuman, pada jam makan, diajak makan, kalau sedang ada buah-buahan dikasih buah, sangat ringan tangan dalam membantu aktivitas warga masyarakat lain.
Kesimpulan dari temuan di atas adalah “bentuk natura & jasa”, lebih mudah diberikan daripada dalam bentuk “uang”. Bertolak dari kesimpulan itu, saya membentuk prakoperasi bernaggotakan 32 orang, dengan nama “PRAKOSIDAPISA”, singkatan dari Pra Koperasi Daun Pisang di Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan bidang usaha Simpan Pinjam, Pekerjaan jasa pembuatan septic tank/kolam air kotor, Produksi Pot Tanaman Bunga, Produksi Pupuk Kompos dan Perbaikan Rumah. Modal, dikumpulkan dari para anggota secara mingguan, dalam bentuk Uang, Natura dan Jasa senilai Rp 200.00, Natura, didominasi dalam bentuk 4 pelepah/lembar daun pisang dan sebagian upah jasa yang diterima anggota.
Melalui penghimpunan modal dengan cara di atas, warga masyarakat miskin tetap dapat menjadi anggota dan memiliki usaha. Saat ini berubah menjadi usaha mandiri sesuai dengan pilihannya karena memiliki “jalan” untuk berusaha/bekerja.
Akhirnya, beberapa hal yang menjadi catatan dalam menciptakan usaha bagi warga masyarakat miskin adalah :
1. Bertolak dari prinsip dasar koperasi dan koperasi merupakan wahana awal usaha
2. Pemupukan modal dari simpanan pokok dan wajib tidak harus berbentuk using
3. Pengelolaan jujur, terbuka, jelas (termasuk dalam merencanakan pembagian keuntungan) dan jeli melihat peluang yang terbuka disekitarnya.
4. Pembiaran anggota yang telah cukup kuat untuk keluar dari koperasi dan membentuk usaha mandiri

Monday, August 10, 2009

KONSEPI FORMULA AMF UNTUK MENCIPTAKAN USAHA PASIVE INCOME

Menciptakan suatu area dengan konsep Area Multi Fungsi (AMF), dapat menjadi usaha PASIVE INCOME. Saat ini, usaha passive income yang banyak dipilih masyarakat dan yang paling sederhana adalah menyimpan uang (menabung) di Bank, dan bunga bank yang dianggap sebagai income. Contoh yang laina adalah membangun rumah yanag dikontrakkan, baik yang dibayar secara bulanan maupun tahunan.

Mengintegrasikan bangunan untuk usaha (kios/toko) yang dikontrakkan dengan menyiapkan panggung/stage hiburan, juga merupakan passive income bagi pemiliknya. Pada konsep ini, ada nilai lain yang diperoleh yakni memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan minat dan bakatnya di berbagai bidang.

Hal-hal yang diperlukan pada tahap awal :
1. Bangunan Kios/toko, minimal sebanyak 20 unit (2.5 x 3 m2), dapat diabngun berhadapan dan ditengahnya merupakan area terbuka untuk pedestrian, kaki lima dan parkir. Lengkapi dengan toilet minimal, 2 kamar.
2. Bangunan panggung/stage hiburan, minimal ukuran 4 x 5 m2
3. Pengelola lapangan (kunci sukses) yang bertanggung jawab dalam kegiatan sehari-hari, termasuk menyiapkan pengisi hiburan
4. Badan usaha yang dipilih dan legalisasikan.
5. Berbagai Izin penyelenggaraan usaha yang diperlukan
6. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengisi hiburan
7. Pengembangan kreatif sampai setiap cm2 area memeberikan hasil ekonomi

Sumber pemasukan :
1. Pembayaran kontrak kios/took, sebagai contoh di Jabotabek harga kontrak kios/toko di Jabotabek pada kisaran Rp 4,000,000.00-Rp 7,000,000.00
2. Parkir kendaraan
3. Toilet
4. Sewa tempat kaki lima
5. Penggunaan daya listrik
6. Membangun ruang perkantoran, rapat dsb.
Besaran pengeluaran baik sebagai investasi maupun sehari-hari, sangat bervariasi, tergantung selera dan perhitungan anda sendiri. Juga mengkait tentang waktu yang diperlukan dalam tahap persiapan.
Apabila akan dilakukan oleh anda untuk persiapan pensiun diperlukan waktu sekitar 3 tahun.
Ingin tahun lebih lanjut ?, kita bahas dan lihat contoh yang telah dirintis.
Salam….

Tuesday, August 4, 2009

MAU KAYA CEPAT ?, LAKUKAN BUDIDAYA SAYUR MAYUR HARIAN

Di Jakarta dan sekitarnya, di Makassar, di Polewali Mandar dan di Suarabaya dan sekitarnya harga kangkung di tukang sayur keliling pada bulan Juli 2009 dan awal Agustus 2009 rata-rata Rp 1,000.00/ikat, berisi sekitar 20 batang (Rp 50.00/batang). Sungguh merupakan hasil yang menggiurkan dan menggairahkan manakala dapat melakukan pembudidayaan dan mengelolanya dengan tepat dan benar..

Tanaman Kangkung, merupakan tanaman jangka sangat pendek, hari ke 28 panen, lebih seminggu dari tanaman Bayam yang pada hari ke 21 panen dan kurang dari seminggu dari tanaman Sawi yang pada hari ke 35 panen. Cara membudidayakannya-pun relative sama dari ke-3 jenis tanaman dimaksud, artinya ketiganya dapat menjadi pilihan yang menarik untuk berusaha di bidang tanaman sayur mayur

Untuk gambaran hitung-hitungan optimisnya, menggunakan tanaman Kangkung sebagai contoh :

  1. Jarak tanam 5 cm dan per-lubang berisi 2 butir, artinya dalam 1 m2 dapat ditanam sebanyak 400 lubang atau 800 batang tanaman atau 40 ikat .
  2. Apabila menanam seluas 10m2 (1 m x 10 m) dibutuhkan waktu sekitar 2 jam, akan menghasilkan 400 ikat, atau senilai Rp 400,000.00
  3. Apabila menanam setiap hari, maka mulai hari ke 28 akan memiliki penghasilan sebesar Rp 400,000.00/hari.
  4. Apabila tanaman tidak menghasilkan maksimal, hanya sebesar 25% (fluktuasi harga, jual di di kebun, panen kurang bagus), akan memberikan hasil sebesar Rp 100,000.00/hari (Rp 3,000,000.00/bulan), dengan jam kerja tidak akan melebihi 3 jam/hari. Tetap masih di atas UMR Jabotabek yang Rp 900,000.00/bulan
  5. Untuk penghematan pembelian/pengadaan benih, siapkan sebidang lahan lain yang ditanam untuk menghasilkan benih. Membuat pupuk kompos sendiri juga disarankan.


Nah... untuk menguasi teknik pembudidayaan yang pas, hubungi pihak terkait, petani sayur mayur di sekitar anda, hunting di internet maupun mencari buku.

Sebagai catatan, untuk tanaman yang diolah secara organic, mimiliki harga jual rata-rata 2 kali di atas harga di yang biasa, hanya memang pasar masih sangat terbatas. Juga apabila menginginkan hasil lebih, perluas lahan tanam dan harus seiring dengan besaran pasar yang terbuka.

Untuk tahap awal, apabila anda kesulitan benih, dapat saya kirim gratis. Silahkan dilakukan dan upayakan sampai bisa dilakukan setiap hari. jangan dicoba, karena saya telah mencoba.

Salam…

Monday, August 3, 2009

BUDIDAYA PISANG PANEN HARIAN

Prinsipnya MENANAM TIAP HARI, LOGIKANYA PANEN TIAP HARI....caranya, yha tanam dan rawatlah tiap hari. Hitungannya....kalau harga pisang Rp 15,000.00/tandan dan ingin hasil Rp 300,000.00/hari, tanam dan rawatlah sebanyak 20 bibit pisang/hari.

Hal lain yang perlu diperhitungkan :
  1. Pilih jenis pisang yang memiliki harga jual cukup tinggi sepanjang tahun,
  2. Fahami masa tanam sampai hasil panen pisang yang berbeda, misalnya Pisang Kepok, 10-12 bulan dan pisang yang lain, antara 7-10 bulan.
  3. Pilih lahan yang memiliki kedalaman sekitar 1 m, tanpa penghambat (batu dsb).
  4. Kesabaran untuk masa awal mulai berbuat, yakni menanam dan merawat, maksimal 360 hari
  5. Pilih bibit yang sehat, warna daun hijau terang dan lebih jelasnya tanyakan Mantri Tani terdekat atau ahli yang lain. Mereka juga bermanfaat untuk memberikan informasi tentang hama, tata cara tanam dan rawat
  6. Lahan tidak memiliki, kerjasama dengan pihak lain, termasuk memanfaatkan tepi jalan yang memungkinkan
  7. Akan lebih prospektif apabila dilaksanakan tidak sendiri tapi dalam bentuk kelompok, disamping hasil produksi yang lebih banyak juga memiliki posisi tawar yang kuat. Hanya jangan rapat terus, malah bisa-bisa tidak jadi menanam.
  8. Kesulitan bibit, saya memiliki lebih dari 15 jenis antara lain pisang Raja, Kepok, Ambon, Tanduk, Nangka, Mas dsb bisa datang ke saya atau saya kirim "mata tunas" ke alamat anda.
  9. Waktu peananaman dari pembuatan lubang tanam, memberi pupuk kandang dan menanam, sekitar 15 menit/bibit
Oha yha...arah buah pisang dapat diatur, caranya pada saat menanam, arah buah pisang yang diharapkan, bertolak belakang dengan potongan umbi pisang. Ini sangat bermanfaat untuk menanam tanaman pisang di lahan yang miring.

Pesan saya, tak usah menunggu dan segera berbuat. Apabila belum dapat tiap hari, yha buat mingguan, mingguan belum mampu, buat 2 mingguan dst

Salam...

Wednesday, July 22, 2009

SESI PEMBUDIDAYAAN JATI UNGGUL POLA BATU TIGA

A. PENANAMAN
01. Siapkan bibit siap tanam, ketinggian 30 cm-50 cm di atas pollybag, rapikan daun, sisakan 3 sap dari tunas (6 lembar daun).
02. Siapkan lubang tanam di lahan yang bebas hambatan sinar matahari, dengan ukuran panjang, lebar dan dalam 30 cm, cara menggali sedalam 15 cm letakkan di sebelah kiri lubang dan selebihnya letakkan di sebelah kanan lubang.
03. Di tengah lubang tanam bagian bawah, buatlah lubang diameter 2-3 cm sedalam 1 m, gunakan linggis atau peralatan lain
04. Campur bagian tanah yang dikanan dengan pupuk kandang, dengan perbandingan 1 : 1 atau pupuk kandang sebanyak 1-2 kg.
05. Masukkan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang sampai ketinggian 1/3 kedalaman lubang (tebal sekitar 10 cm)
06. Buka Pollybag, usahakan gumpalan tanah dan akar tidak terpisah dan letakkan di tengah-tengah lubang.
07. Beri batu sebesar bola pingpong, dengan posisi menempel pada tanah yang berisi akar bibit jati. Peletakan batu agar membentuk titik sudut segitiga sama sisi.
08. Sisa tanah di bagian kanan, kembalikan ke lubang tanam sehingga hanya tertinggal batang bibit, tekan tanah jangan terlalu keras dan permukaan membentuk cekungan.
09. Siram air secukupnya jangan sampai menggenang
10. Note :
a. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan (respirasi)
b. Manfaat lubang sedalam 1 m di bagian bawah lubang tanam adalah memandu akar tunggang agar semakin kokoh dan menyediakan makanan akar
c. Manfaat batu tiga adalah memecah akar agar tidak saling berlibat, menambah area menyerap makanan dan memperkokoh tanaman
d. Lakukan penanaman pada sore hari setelah jam 16.00
e. Apabila bibit kurang lurus, berikan bilah penopang yang diikat jangan sampai merusak batang maupun daun (sementara)
f. Apabila bibit ditanam di lahan miring, buatlah parit menyerupai huruf V, bagian bawah di tepat batang bibit, agar memudahkan air hujan tertampung dan langsung masuk ke bibit.
g. Jarak antar tanaman, minimal 3 m2 (1,000 batang bibit/ha), lahan berada dari 2 m – 600 m diatas permukaan laut (DPL) dan tidak tergenang air.

B. PERAWATAN
Perawatan intensif hanya diperlukan selama 2 tahun, dengan pokok-pokok sebagai berikut :
01. Upayakan tidak ada tanaman lain yang menghambat diperolehnya sinar matahari dan lakukan penyiraman minimal 2 hari sekali apabila tidak hujan pada 3 bulan pertama.
02. Bersihkan gulma di sekitar tanaman dan berikan pupuk kandang setiap 3 bulan, dengan jumlah pupuk/tanaman :
Bulan ke 3 : 1 kg
Bulan ke 6 : 2 kg
Bulan ke 9 : 3 kg
Bulan ke 12 : 3 kg
Bulan ke 15 : 4 kg
Bulan ke 18 : 4 kg
Bulan ke 21 : 5 kg
Bulan ke 24 : 5 kg
03. Tata cara pemberian pupuk agar digali di sekitar batang tanaman dan apabila curah hujan tinggi agar ditimbun dengan tanah semula. Hati-hati jangan sampai terkena akar/batang. Pupuk kimia dapat dimanfaatkan apabila pertumbuhan tanaman terlalu lambat
04. Kurangi daun, sampai tersisa hanya 3 sap, agar batang tetap tegak, Hati-hati dalam mengurangi daun, jangan sampai batang terluka. Apabila ketinggian tanaman sudah 3 m atau lebih, gunakan galah yang ujungnya diberikan sabit dengan bagian tajam menghadap ke atas.
05. Semprot dengan pestisida apabila mulai muncul hama, konsultasikan dengan instansi terkait untuk memilih jenis pestisida.
06. Apabila tanaman tanpa gangguan, pada bulan ke 8 atau 9, mulai tumbuh cabang. Cabang harus segera dipotong agar tidak mempengaruhi tumbuhnya tanaman.
07. Apabila angin cukup besar dan batang dikhawatirkan patah atau miring, berikan penopang bamboo.
08. Pada akhir bulan ke 24, apabila benar-benar dirawat ketinggian tanaman sudah mencapai 8-12 m, batang cukup kuat (diameter 8-10 cm) dan biarkan cabang mulai tumbuh di atas.
09. Bulan ke 25 sampai dengan diameter tanaman mencapai 20 cm, perawatan sudah tidak diperlukan, paling hanya mengurangi gulma (biasanya tidak ada) dan PENGAMANAN DARI PENCURIAN KAYU.
10. Pemanenan, untuk memperoleh harga jual yang ideal adalah pada saat diameter 20 cm, ketinggian tanaman (batang) 12 m, yang berarti setiap 3 batang sekitar 1 m3.
11. Pemanenan tidak perlu diambil se akar-akarnya, karena akan tumbuh tunas dan akan menjadi periode penanaman yang kedua dst.

Disarankan apabila pembudidayaan dilakukan bersama pihak lain, agar dilakukan perjanjian dari awal, baik keuntungan maupun resikonya dan jangan lupa laporkan ke pihak yang berwenang, agar tidak dituduh mencuri kayu.

Bagi yang ingin melihat, dapat berkunjung ke Jakarta atau ke Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara hubung Sdr. Taklim
Salam…dan semoga sukses, juga untuk bangsa ini tentu saja

Monday, July 20, 2009

SESI ALTERNATIF USAHA MASYARAKAT DESA SULSEL SULBAR

14 s.d. 18 Juli 2009 lalu, kami baru saja melakukan visitasi dan verifikasi lapangan program PBA Inovasi di Kabuoaten Gowa, Takalar (Sulawesi Selatan) dan Polewali Mandar (Sulawesi Barat), juga berbincang-bincang dengan LPPM Unhas, DPD Kataliya dan berbagai pihak potensial di sana, termasuk warga masyarakat. Temuan menarik yang kami dapatkan antara lain adalah :
1. Akses internet di desa relatif cukup baik dan warga masyarakat sudah banyak yang menggunakannya dengan perlatan handphone, artinya relatif mudah untuk memberikan bekal informasi dan pendidikan jarak jauh (e-learning).
2. Waktu bekerja mereka setiap hari, masih sekitar 2-6 jam, artinya masih tersedia waktu untuk melaksanakan pekerjaan maupun usaha produktif
3. SDA dan Lingkungan Hidup, masih sangat potensial untuk digali dan ditumbuh kembangkan untuk kepentingan diri, keluarga dan lingkungannya.
4. Akses jalan, relatif baik untuk membawa hasil usaha mereka ke luar daerahnya, artinya urat nadi ekonomi relatif telah tersedia. Demikian pula listrik dsb
5. Nara Sumber Teknis (NST), Pendidik, Fasilitator dan lembaga pemerhati relatif tersedia di Makassar, artinya tersedia rujukan yang relatif mudah, murah dan dapat diesign sedemikian rupa sehingga terjalin hubungan yang kondusif. Belum ditambah dengan ketersediaan pembiayaan melalui anggaran pemerintah (lihat www.infokursus.net)

Dalam kunjungan kami yang relatif singkat itu, beberapa alternatif usaha-pekerjaan yang dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Usaha Jasa Tata Kecantikan dan Penjualan Produk Kosmetika
2. Usaha Produksi dan Perdagangan Olah Boga Ayam, Ikan, Itik dengan berbagai variasi, dengan resep khusus, misalnya tulang lunak, presto
3. Budidiaya Tanaman Hias, khususnya Bunga (Melati, Mawar)
4. Budidaya Tanaman Pisang (khususnya kepok dan raja), dengan pola Panen harian (ditanam tidpa hari dan panen tiap hari)
5. Peternakan Ayam Kampung, Itik, Ikan Lele Dumbo, Gurame, Sapi dari pembiakan, penggemukan dengan pola panen harian, mingguan atau bulanan.
6. Usaha produksi pakan ternak, unggas maupun ikan
7. Usaha Warnet
8. Usaha jasa transportasi yang mengangkut hasil usaha
9. Usaha budidaya sayur mayur (kangkung, sawi dsb), dengan pola panen harian (1 m2, 800 benih kangkung, panen 40 ikat kangkung a Rp 400.00-Rp 500.00)
10. Usaha produksi Bata Merah
11. Usaha produksi lantai hias kebun dengan hiasan batu kali
12. Usaha tambang rakyat di Kabupaten Gowa
13. Usaha budidaya tanaman keras (Jatoi, Mahoni, Sengon dsb), termasuk di tepi jalan, lahan publik (makam) dengan pola tanam bulanan dan dikelola bersama
14. Usaha pembibitan tanaman keras
15. Usaha Service dan reparasi sepeda motor
16. Usaha service dan reparasi peralatan elektronik
17. Usaha rumah makan dengan resep makanan khas di rest area
18. Usaha kesenian (musik dan vokal)
19. Usaha Diversifikasi pengolahan makanan
20. Usaha Makanan kecil (snack) yang bervariatif bertolak dari daya lokal (slondok, klanthing, Geblek, Getuk Goreng dsb)

Nha...masalahnya, siapa yang bersedia mempelopori atau memulai ?, hubungi saya kalau menemui kesulitan, mari kita bincangkan...rasanya ini sangat bermanfaat untuk bangsa kita.

Salam

Saturday, July 11, 2009

ALTERNATIF MENGATASI BEBAN BARU DI TAHUN AJARAN BARU 2009

Dari hasil "blusukan" saya di permukiman yang padat, kumuh dan lingkungan tidak sehat 2 bulan terakhir di Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wajah kuyu sang Ibu Muda banyak saya temui, tatapan jauh ke depan kosong saya saksikan dan dominasi suara yang saya dapat salah satunya adalah "kegamangan para orang tua menghadapi tahun ajaran baru 2009 yakni akan adanya beban baru". Terlebih ditambah dengan Lebaran di bulan September 2009 yang akan datang dan penghasilan yang tidak menentu, bahkan tanpa penghasilan sama sekali.
Biaya sekolah buah hatinya memang tidak ada (gratis), tetapi butuh baju seragam, sepatu, buku,alat tulis lain, tas dan uang jajan harian mereka ungkapkan sebagai kewajiban yang mutlak harus dipenuhi. The show must go on...dihadapi dengan nada pesimis...
Langkah nyata perlu segera dilakukan, syukur bisa tanpa modal (uang) dan salah satunya adalah MEMBERIKAN BEKAL PELATIHAN DAN BIMBINGAN USAHA JASA PERAWATAN KULIT, VAGINA DAN SEKALIGUS MENJUAL PRODUK KOSMETIKA dengan sasaran 40 orang Ibu Muda di 4 kelurahan.
Hasil positif mulai nampak, hari kedua dalam pelatihan income mulai diperoleh dari penjualan produk kosmetika dan hari ke-4 dari jasa pelayanan kecantikan kulit dan vagina. Dampak dan implikasi positif semakian nyata terlihat. Rumusan sederhanyanya, kalau sehari saja dapat menjual 50 produk dan memberikan keuntungan Rp 1,000.00 saja akan memiliki keuntungan sebesar Rp 50,000.00.
Masih banyak jenis usaha lain yang dalam waktu singkat dapat dilakukan mereka dan anda yang memiliki kepedulian kepada mereka, saatnya melakukan karya nyata.
Minat ?, saya kirimkan formula jenis usaha lain ke e-mail anda.
Salam....

Tuesday, July 7, 2009

MENGANGGUR DI INDONESIA....NO WAY...!!

KOQ, MASIH BANYAK "PENGANGGUR" YHA...

Mestinya, di Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini, gak perlu ada penganggur, masyarakat miskin dan putus sekolah. Hari ini, benar-benar saya temukan mereka di Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebagian besar merupakan pendatang dari daerah, tinggal di hunian yang kumuh, tidak sehat dan padat banget... miris rasanya.

Minggu lalu, saya berada di kampung Cikoneng, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Bogor sekitar 45 menit dari Citeureup ke arah timut. Di sana, anak muda sangat jarang ditemui, apalagi yang mau bekerja di sawah atau kebun. Umumnya, mereka pergi di kota, termasuk Jakarta dan beberapa diantaranya saya temukan di Kelapa Gading, menjadi urban dengan tata kehidupan yang jauh di bawah kewajaran. Alasan klasik, gak mau kerja kotor (di sawah atau kebuh) hasil lama.... dan gak menjanjikan. Tampak berebut, bekerja sebagai tukang ojek.

Andainya, di Cikoneng style pekerjaan di kota di tumbuh kembangkan (usaha warnet, komputer), dan usaha pertanian dengan hasil jelas dan prospektif dilakukan (budidaya pisang panen harian/mingguan dsb), mungkin mereka tak harus ke kota. Dampaknya, kehidupan ekonomi di Cikoneng tumbuh dan berkembang. Implikasi positifnya, jelas luar biasa, termasuk gak perlu ada penganggur.

Pertanyaannya, adakah yang mau memulai membantu mereka secara nyata ?, tidak harus di Cikoneng dan saya bantu konsepsinya. Mudah, murah dan meriah....Terlebih, bisa dilaksanakan di 75ribuan desa se Indonesia.

Salam...











SERI WIRAUSAHA SISWA SMK

ALTERNATIF MEMBENTUK & MENGEMBANGKAN USAHA WIRASWASTA SISWA KELAS III SMK PROGRAM ELEKTRONIKA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU)

01. JENIS USAHA, Perawatan, Perbaikan, Penjualan peralatan dan komponen peralatan elektronika (Radio, TV, VCD, Kabel, Lampu dsb).

02. ORGANISASI, Pembina dari SMK ybs (Kepala Sekolah, Guru dsb), Ketua, sekretaris, Bendahara dan anggota seluruhnya siswa, maksimal 10 orang/KBU

03. PROMOSI & PEMASARAN, dengan kata kunci “pelayanan 24 jam dan antar jemput serta harga bersaing”. Sasaran pasar (konsumen), sekitar lokasi KBU (salah satu rumah/tempat peserta/anggota KBU)

04. MODAL, Pinjaman dari siswa kelas 1 & 2, dengan besaran menyesuaikan. Sebagai contoh, seluruh siswa kelas 1 & 2 berjumlah 400 orang, per-minggu memberikan pinjaman a Rp 5,000.00/orang selama 10 minggu, akan terkumpul dana pinjaman sebanyak Rp 20,000,000.00. Modal dikembalikan secara bertahap sampai Ujian Nasional kelas 3.

05. TINDAK LANJUT, setelah siswa mengikuti Ujian Nasional, dibentuk usaha formal yang lengkap dengan perizinan dan NPWP, apabila diperlukan tetap dibina termasuk dimediasikan dengan per-bank-an untuk menambah permodalan dsb

06. LAIN-LAIN, diperlukan penajaman tentang resiko, perencanaan usaha dan perencanaan pendampingan/pembinaan usaha.

Tuesday, June 30, 2009

CONTOH MENGHITUNG KEGIATAN AMF

HITUNG MENGHITUNG CONTOH PEMBUDIDAYAAN JATI UNGGUL SEBAGAI KOMPONEN/BAGIAN KEGIATAN DALAM PENERAPAN FORMULA AMF

SCENARIO, dibudidayakan siswa SD kelas 1 dan Orang Tuanya sebanyak 20 pohon, dalam waktu 6 tahun/lulus SD dipanen. Perkiraan hasilnya, 1/3 x 20 batang x Rp 3,000,000.00 = Rp 20,000,000.00, cukup untuk bekal ke SMP. Pada saat siswa duduk di kelas 4 SD, ditanam kembali sebanyak 30 pohon, dan dipanen pada saat lulus SMP. Demikian pula pada saat kelas 1 SMP ditanam kembali 100 pohon yang dipanen pada saat lulus SMA/SMK, untuk bekal kuliah atau berusaha relatif cukup. Belum diperhitungkan harga kayu yang naik terus, harga di atas adalah harga saat ini.
RESIKO, tidak dirawat, masa panen lambat, kualitas kayu kurang bagus. Dicuri orang
LAHAN PEMBUDIDAYAAN, minimal 1 m s.d. 500 m dpl, tidak terendam dan di ats 500 m dpl, pertumbuhan/besar batang lambat, akibatnya panen lebih lama.
PEMBIAYAAN DIPERLUKAN, benih atau bibit, pupuk kandang/3 bulan, dan anti hama pada 2 tahun pertama, pemotongan cabang 2 tahun pertama dan pengamanan mulai tahun ke3 sampai panen. Pada saat tanaman pendek atau setelah tinggi, d antara batang jati dapat ditanam tanaman jangka pendek panen 3 bulanan yang dapat menekan biaya yang dikeluarkan.
PILIHAN TANAMAN JANGKA PENDEK, antara lain Ubi, Kacang panjang, Pisang yang dipola tanamkan mingguan, agar hasil panen menrus dan dapat mengikat pasar.
CONTOH KONGKRIT, Purworejo, Sukamakmur (Bogor), Tanah Datar, Pulau Bacan (Maluku Utara)
KUNCI SUKSES, bersikap, berpikir dan berbuat dengan sungguh-sungguh walaupun mikro

Salam…

Friday, June 26, 2009

PEMIKIRAN FORMULA AMF DI SEKOLAH DKI JAKARTA

MANFAAT PENERAPAN FORMULA AMF DI SD. SMP, SMA/SMK DKI JAKARTA
Gambaran penerapan Formula AMF di SD di Pedesaan yang telah saya tulis di blog ini sebelumnya, seyogyanyalah dapat diterapkan secara meluas, niscaya manfaatnya sungguh luar biasa bagi bangsa ini. Pilihan jenis kegiatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berpeluang diciptakan dan ditumbuhkembangkan.
Manfaat penerapan formula AMF di seluruh sekolah di DKI Jakarta, dengan titik masuk kegiatan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB), Pembibitan Sengon Laut/Albasia dan Penggantian Sumber Daya Listrik dengan tenaga Surya, manfaatnya sungguh luar biasa, digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
01. Jumlah sekolah di DKI Jakarta mulai SD hingga SMA/SMK mencapai 5.005 buah, jumlah peserta didik 1.603.267 orang dan guru sebanyak 106.000 orang (Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Seminar Nasional bertema "Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui manajemen Pembelajaran Berbasis ICT", 25 Juni 2009). Belum lagi ditambah dengan tenaga tata usaha, jumlah lembaga pada pendidikan non formal dan informal ( tenaga pendidikan dan peserta didik)
02. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2010,Provinsi DKI Jakarta ditargetkan memiliki ruang terbuka hijau (RTH) seluas 13,9 persen/sekitar 700km2/7,000ha dari wilayah seluas 665 km2 (Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Ery Basworo), Pemikiran, apabila dibutuhkan tanaman pelindung 300 bibit/ha, dibutuhkan tanaman sebanyak 2,100,0000 pohon dan apabila 1 orang siswa dapat membibitkan 10 bibit tanaman pelindung, akan dapat dibibitkan sebanyak 16,032,670 batang dalam waktu 3-6 bulan.
03. Lubang Resapan Biopori (LRB) di DKI Jakarta ditargetkan 75 juta-an (SK Gubernur 197 Tahun 2008 tentang Percepatan Pembuatan LRB). Pemikiran, apabila dapat membuat 50 buah LBR/sekolah, akan memberikan kontribusi 500,250 lubang, belum dihitung sampah organik tidak dibuang ke LPA
04. Kebutuhan subsidi listrik tahun 2009 sebesar Rp 60,43 triliun ( Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral). Pembangkit listrik tenaga surya hemat 50 persen dibandingkan penggunaan listrik biasa, bebas bahan bakar, aman dan hemat listrik seumur hidup (Avilia, Marketing CV Istana Utama). Pemikiran, apabila setiap bulan biaya pembayaran listrik, perawatan dsb membutuhkan biaya sebesar Rp 1,000,000.00/sekolah, dapat dihemat biaya sebesar Rp 2,502,500,000.00
05. Manfaat, sekolah dapat menjadi contoh, rujukan dan sumber penyediaan bibit serta sekaligus dapt meningkatkan kinerjanya.
Ada yang mau memulai, saya bantu benih sengon dan konsultasi, trmasuk menghitung biayanya, GRATIS , salam…

Wednesday, June 24, 2009

BUDIDAYA JATI & PISANG DI TEPI JALAN, SEBAGAI BAGIAN FORMULA AMF DI DESA

GARIS BESAR MENGHITUNG BUDIDAYA PISANG KEPOK & TANAMAN JATI UNGGUL DI TEPI JALAN DESA SEBAGAI BAGIAN FORMULA AMF
01. MASUKAN :
a. Panjang jalan yang bisa ditanam, 5 km, jumlah panjang kiri dan kanan 10 km
b. Jarak tanam Jati, 6 m, ditanam sebanyak 1,660 bibit, pembulatan 1,500 bibit
c. Jarak tanam pisang 2 m, ditanam 5,000 bibit, pembulatan 4,000 bibit..

02. PERENCANAAN :
a. Penanaman, bibit Jati ditanam sekaligus pada bulan 1 dan bibit Pisang ditanam, 50 batang/bulan
b. Tenaga kerja, Karang Taruna/Pemuda sebanyak 10 orang dengan tanggung jawab menanam, merawat dan mengamankan sebanyak 150 bibit jati dan 400 bibit pisang./orang.

03. CONTOH PERHITUNGAN HASIL PANEN (HARGA TAHUN 2009) :
a. Kayu Jati, 1,500 batang x 1/3 m3 x Rp 3,000,000.00 = Rp 1,500,000,000.00 akhir bulan ke 60-96 (akhit tahun ke 5 s.d. 8)
b. Buah Pisang :panen menerus mulai bulan ke 10, sebanyak 500 tandan a Rp 20,000.00 = Rp 10,000,000/bulan atau Rp 600,000,000.00 (akhir tahun ke 5) dan Rp 840,000,000.00 (akhir tahun ke 8).
c. Total pndapatan pada Rp 2,100,000,000.00 s.d. Rp 2,340,000,000.00 atau rata-rata Rp 35,000,000.00/bulan (Rp 3,500,000.00/bulan/orang).

04. LAIN-LAIN :
a. Modal (uang) diperlukan relative sangat murah, yakni untuk membeli bibit atau benih jati, pupuk dan pestisida. Mungkin modal kerja awal, pada saat tanaman pisang belum pane untuk 10 orang tenaga kerja.
b. Alternatif lain Jati, adalah Sengon (panen lebih cepat) atau Mahoni. Sedangkan untuk pisang, dapat dipilih jenis lain yang memiliki nilai jual tinggi antara lain pisang tanduk, Raja dan Ambon, bias juga diganti Pepaya
c. Tanaman jati, Sengon maupun Mahoni juga berfungsi sebagai tanaman pelindung. Agar tanaman pelindung tidak hilang, pada akhir tahun ke-3, bibit tanaman pelindung ditanam diantara tanaman pelindung yang ada.
d. Resiko kegagalan, pencurian pisang dan kesungguhan pemeliharaan

Monday, June 22, 2009

CONTOH TITIK MASUK FORMULA AMF DI DESA

DARI TITIK MASUK "USAHA PENETASAN AYAM KAMPUNG" , akan berpeluang diciptakan :
01. USAHA ALAT TETAS
02. USAHA PENYEDIAAN TELUR TETAS
03. USAHA PETERNAKAN (PENGGEMUKAN, INDUKAN)
04. USAHA PRODUKSI PAKAN AYAM
05. USAHA OLAH BOGA AYAM
06. USAHA PERDAGANGAN AYAM
07. USAHA BUDIDAYA TANAMAN PAKAN AYAM & BUMBU OLAH AYAM
08, USAHA PUPUK KANDANG
09. USAHA TRANSPORTASI
10. USAHA KERAJINAN BULU AYAM

Note :
1. Pemilihan titik masuk “AYAM KAMPUNG”, dengan argumentasi masyarakat sudah terbiasa dan pasar relatif terbuka stabil.
2. Dari 11 jenis usaha yang terbentuk, apabila setiap unit usaha rata-rata dapat menyerap 4 orang tenaga kerja, akan terserap sebanyak 44 orang tenaga kerja. Secara bertahap dalam perkembangannya, penyerapan tenaga kerja akan bertambah secara signifikan, termasuk pada penciptaan usaha baru yang potensial
3. Dalam konteks penetapan titik masuk dimaksud, jenis usaha penetasan ayam kampung hanyalah merupakan salah satunya.
4. Pembuatan sketsa dengan “anak panah”, memberika arti bahwa masih ada peluang usaha yang dapat di-creat lagi.
5. Peran serta aktif petugas Dinas Peternakan dan Pertanian setempat mutlak diperlukan, baik sebagai Nara Sumber Teknis (NST) maupun untuk menekan resiko kegagalan

Silahkan dicermatyi dan lakukan, jadi tidak hanya menjadi impian, bangsa ini butuh anda

salam...