Sunday, December 16, 2012

YUK... MEMPERSIAPKAN BIAYA PENDIDIKAN ANAK DARI TK/PADU SD PT, MENINGKATKAN KINERJA & MELESTARIKAN LINGKUNGAN



Dalam keseharian, wajar ada keengganan kita untuk melakukan sesuatu tidak memberikan manfaat. Tetapi manakala memberikan manfaat sesuai dengan yang kita butuhkan akan membuat semakin bergairah untuk bekerja maupun berusaha keras mendapatkannya.   

Batas dari tidak, ada & sangat “bermanfaat”, banyak ditemukan karena tingkat/gradasi tentang “apa” yang menjadi obyek untuk dilakukan. Sepintas terlihat seakan tidak memberikan manfaat, setelah didalami ternyata sangat bermanfaat.

Terkait “apa”, dulu, pernah ada lagu Koes Plus…..tongkat kayu dan batu jadi tanaman…., kalau ditelaah lebih mendalam, ya seperti itulah “karunia Allah swt pada Ibonesia yang luar biasa besarnya”. Alam dan lingkungan kita yang sungguh kondusif, baik tanah, air, musim dsb, menjadi keharusan bagi kita untuk melestarikan lingkungan alam sekitar kita.

Dalam konteks “apa” dan “melestarikan lingkungan alam kita”, dikaitkan dengan “manfaat bagi kita”, masih banyak warga masyarakat kita yang belum mengerti, bahkan cenderung bingung “ngapain ya…”. Dampak yang nyata dari kebingungan ini, bisa merujuk dari data ILO (International Labour Organization) tahun 90-an yang antara lai menyebutkan bahwa bobot kinerja (produktivitas) tenaga kerja Indonesia baru mencapai rata-rata 2 jam/hari, sedangkan Jepang dan Taiwan telah mencapai rata-rata 14 jam/hari.

Allah Swt memberikan waktu sebanyak 24 jam/hari, kalau untuk tidur cukup 6 jam, lain-lain 4 jam, maka 14 jam untuk berkinerja, mestinya bisa dilakukan. Persoalannya “ngapain aja ya ?”, terlebih dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kita yang memberikan “manfaat bagi kita”

Seandainya “kinerja warga bangsa ini dapat mencapai 14 jam/hari, sebagian diantaranya memanfaatkan alam sekitar kita dengan semetinya”, dapat dipastikan Negara kita akan termasuk “Negara yang maju” bahkan “pengangguran, kemiskian dan mengirim TKI ke luar negeri tidak aka nada lagi.

Salah satu contoh “ngapain yang bermanfaat langsung, mendasar dan terkait dengan kinerja, lingkungan alam sekitar” sebagai kasus sederhana, mudah dilakukan dan menarik  atau menjadi referensi adalah “ MEMBUDIDAYAKAN PISANG DAN JATI/SENGON UNTUK MEMBIAYAI PENDIDIKAN ANAK DARI TK/PAUD SAMPAI KE PERGURUAN TINGGI.    

Dalam kegiatan pembudidayaan tersebut beberapa hal yang akan menjadi kunci keberhasilan adalah :
    1. Kalau menanam setiap hari, sampai waktunya akan panen setiap hari menerus mulaihari panen
    2. Kalau tidak punya lahan, mestinya bisa bermitra dengan teman yang punya lahan untuk “bermitra” dengan pola kerjasama yang jelas dan terukur, saling menguntungkan
    3. Hasil dari panen, dapat merupakan hasil utama maupun pendukung dalam membiayai anak. 
    4. Tidak hanya menanam, apalagi langsung diserahkan ke Allah Swt, juga merawat & memupuk

    Skenario kegiatan budidaya dimaksud, secara singkat adalah sebagai berikut :

    1. Saat anak mulai masuk TK/PAUD : Menanam Bibit Pisang, 5 batang/minggu, untu menanam hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Hasilnya mulai bulan ke-7, tiap minggu panen pisang (harga sekarang Jabotabek a Rp 20,000/tandan). Cukuplah Rp 400,000/bulan.   
    2. Saat anak mulai masuk SD, membudidayakan pisang tetap, ditambah dengan menanam 20 batang bibit Jati/Sengon. Kebutuhan biaya bulanan, panen pisang, saat anak lulus SD, panen Jati (3 m2)/Sengon (5 m3)(harga sekarang Jabotabek, Kayu Jati Rp 3jutaan/m2, Sengon Rp 1jutaan/m2). Cukuplah biaya masuk SMP 
    3. Saat anak SMP & lanjut SMA/K, Pisang tetap, panen jati/sengon kembali sebanyak 2 kali lipat (dari trobosan pangkal yang ditebang). Cukuplah, "membantu" biaya ke Perguruan Tinggi

    Frekuensi menanam dan jumlah ditanam akan berpengaruh pada besaran hasil yang akan diperoleh. Demikian pula apabila waktu menunggu mulai panen pada bulan ke 7 kelamaan, dapat ditambah dengan membudidayakan tanaman sayuran, misalnya Kangkung Cabut, mulai hari ke 28 panen. Untuk ukuran tanah seluas 1 m2, dapat ditanam sekitar 600 butir benih (300 lubang a 2 butir), akan menjadi 30 ikat dengan harga borong Rp 1,000.00/ikat (Rp 30,000.00/m2), kalau menanam 5 m2/hari (waktu sekitar 1 jam), akan menghasilkan Rp 150,000.00/hari.

    So, silahkan dilakukan, tentunya disesuaikan dengan kondisi obektif lingkungan masing-masing. Bagi saya, hal di atas adalah buah “pengalaman” saya dalam mempersiapkan biaya untuk anak yang masih berlangsung hingga saat ini.

    Bagi yang berminat melakukannya, bisa saya berikankan Teknis Budidayanya, termasuk saat ini tersedia bibit Sengon, bisa saya berikan.

    Wednesday, December 5, 2012

    YUK... TURUT MELESTARIKAN BUMI, UNTUK HOBBY ATAU BUAT USAHA BISNIS MANDIRI



    Bertolak dari referensi dan pengalaman, terurai singkat untuk membuat cairan organik secara   mudah, murah, relatif cepat akan memberikan manfaat yang tinggi dalam mengatasi problem bau busuk, meningkatkan kualitas air, menambah oksigen terlarut dalam air untuk kehidupan ikan yang kondusif, menyuburkan tanaman, menekan biaya produksi yang ramah lingkungan dan biasa disebut dengan bioaktivator untuk membuat pupuk organik.

    Sumber utama dari pembuata cairan organik adalah “bakteri” yang berada pada batang/pelepah pisang, prinsip sederhananya adalah “memanfaatkan bakteri dimaksud untuk berbagai kepentingan. Termasuk untuk mengurai bahan organik lain yang kurang kondusif maupun untuk membunuh bakteri lain yang negative, misalnya menimbulkan bau busuk dsb) di pasaran sering dikenal cairan bioaktivator dengan berbagai merk.

    Beberapa cara pembuatan dimaksud adalah sebagai berikut :
    1.    Penyediaan Bakteri sebagai Starter pembuatan Pupuk Cair Organik maupun mengkondusifkan air, sebagai contoh untuk pembuatan 5 liter larutan, dengan langkah  :  
    a.      Penyiapan bahan, terdiri dari pelepah/batang (kedebong) pohon pisang yang telah membusuk dengan cirri berwarna coklat hitam sebanyak 1 kg, Gula Merah ¼ kg dan Air leri (dihasilkan saat mencuci beras) 5 liter.
    b.      Cara pembuatan :
    1)      Cacah halus batang pisang
    2)      Gerus/haluskan gula merah dan campurkan ke air leri
    3)      Masukkan cacahan batang pisang ke campuran air leri dan gula merah,
    4)      Remas remas cacahan batang pisang untuk melepaskan bakteri.
    5)      Saring dan cairan masukkan ke dalam botol/jerigen/wad lain yang dapat ditutup rapat.
    6)      Tutup rapat dan letakkan di tempat sejuk, tiap pagi dan sore selama 5 hari,tutup dibuka dan ditutup rapat kembali
    7)      Hari ke-6 atau ke 7, dengan cirri tidak ada gas yang keluar, aroma seperti tapai (asam), berarti larutan sudah jadi untuk dipergunakan.
    c.       Cara Penggunaan :
    1)      Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair, tuangkan ke dalam air, dengan perbandingan larutan dan air adalah 1 : 5. Tambahkan Gula ½ kg, Dedak ½ kg dan akar, batang, daun, buah tanaman yang akan dipupuk (agar bakteri kondusif pada tanaman yang akan dipupuk). Ikuti poin b no 5), 6) dan 7) (sampai tidak muncul gas, terlama pada hari ke 14.
    2)      Untuk Pembuatan Pupuk Organik Padat, encerkan dengan air, dengan perbandingan larutan dan air adalah 1 : 5, tambahkan Gula ½ kg, Dedak ½ kg dan semprotkan pada bahan organik lain (misalnya sampah rumah tangga) dan aduk. Tutup rapat, misalnya menggunakan terpal dan aduk tiap hari sampai seluruh warna sampah telah menjadi coklat hitam, rapuh, suhu sama dengan sekitar dan tidak muncul bau tidak sedap, berarti pupuk organic sudah jadi dan dapat dimanfaatkan.
    2.    Penyediaan bakteri kondusif untuk perikanan dalam kolam biasa maupun tambak yang berguna untuk meningkatkan bakteri pengurai bahan organic, menekan pertumbuhan bakteri pathogen, menstimulasi enzim pencernaan dan meningkatkan kualitas air pada kolam/tambak. Dalam hal ini terdapat 2 cara dengan sebagian bahan yang berbeda yakni :
    a.    Sumber Bahan Dasar Hewani pada awalnya akan berbau busuk :
    1)      Bahan terdiri dari Susu sapi murni 2 liter, Isi lambung kambing atau sapi secukupnya, gula merah 1 kg, bekatul 1 kg, Nanas 1 buah, Terasi ½ kg dan air bersih 1liter
    2)      Peralatan terdiri dari Panci, blender, kompor, botol/jerigen yang ada tutupnya.
    3)      Cara membuat :
    a)      Haluskan buah nanas dengan mengunakan blender/parutan.
    b)      Campurkan Nanas dengan gula merah yang dihaluskan, bekatul, terasi dan air bersih di dalam panci. Masak sampai mendidih, lalu dinginkan.
    c)      Tambahkan susu sapi murni dan isi lambung kambing atau sapi, aduk hingga tercampur rata.
    d)      Tutup panci rapat-rapat hingga 12 jam atau satu hari.
    e)      Saring dan masukkan dalam botol/jerigen dan tutup rapat, ikuti cara pembuatan di atas.


    b.    Sumber Bahan Dasar Nabati :
    1)      Bahan, terdiri dari Sampah sayur, terutama kacang-kacangan, Kulit buah-buahan (papaya, pisang, rambutan, mangga, nanas dsb),  Bekatul, secukupnya, Gula merah, sedikit saja dan Air leri beras, secukupnya
    2)      Cara membuat:
    a)   Sampah sayur, kulit buah-buahan dan bekatul dicampurkan. Tempatkan misalnya di dalam penampung yang dapat ditutup rapat. Setiap hari, buka dan diaduk selama satu minggu (dekomposisi satu minggu), peras dan diambil cairannya.
    b)   Cairan dicampur dengan sampah sayur dan kulit buah-buahan lain selama seminggu, peras dan diambil cairannya.
    c)    Cairan icampurkan dengan bekatul, gula merah dan air beras. Dan didiamkan lagi selama satu minggu, diamkan seminggu lagi dan siap menjadi Pupuk Cair Organik.

    Pengalaman saya menggunakan yang paling sederhana yakni berawal dari penyediaan starter, relatif digunakan cukup mujarab, bahkan untuk memperlancar saluran yang mampet (dituangkan di lubang WC). Menurut referensi, septic tank yang memiliki remesan dengan secara berkala menuangkan cairan ini tidak akan mengalami mampet dan penuh karena kotoran akan terurai.

    So, silahkan melakukan jangan hanya dicermati dan hanya jadi mimpi, baik untuk sekedar hobby, kepentingan sendiri maupun untuk bisnis, produk sejenis biasa dijual dengan harga pada kisaran Rp 20,000.00 sd. Rp 40,000.00/liternya. Intinya, mau kita berbuat untuk turut berperan dalam melestarikan bumi dan menyediakan bahan makanan yang terhindar dari pupuk kimiawi yang pada dasarnya meracuni. Masih bingung.....???, kita bisa konsultasi langsung atau via email saya : singgihpraptanugraha@yahoo.com, sms : 0811924600 atau tulis comment di artikel ini. 

    Salam....

    YUK.... MEMBUDIDAYAKAN IKAN NILA, BENIH SAYA KASIH GRATIS



    Ikan nila (Oreochromis niloticus) berasal dari Mesir, Afrika dan dahulunya berhabitat di daerah Sungai Nil. Bentuk Ikan Nila persis Ikan Mujahir, hanya dapat jauh lebih besar  (1 kg lebih). Saat ini telah menyebar hampir di seluruh pelosok Negara di dunia dan di Indonesia mulai dibudidayakan pada tahun 1969 oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar di Bogor, Provinsi Jawa Barat

    Mulai menjadi trend sebagai ikan konsumsi baru yang mulai meluas, enak dan duri kecil didaging tidak ada dan rasanya gurih, tidak se “amis” gurame. Namun demikian, apabila dipelihara sebagai Ikan Hias baik di aquarium maupun di kolam di taman sekitar rumah juga menark, karena bentuk dan warnanya yakni berwarna pink sampai orange yang tampak eksotis dan yang berwarna abu-abu hitam gelap, tampak gagah.

    Budidaya ikan ini relatif lebih mudah, mereka akan beranak pinak sendiri seperti ikan mujahir  dengan jumlah anak 300 ekor s.d. 3,000 ekor/pemijahan, sehingga tidak repot-repot harus memijahkannya, baik dengan menggunakan perangsang (kelenjar hipofisa) seperti Ikan Lele maupun menyiapkan bahan sarang (ijuk) seperti  Ikan Gurame. Terkait makanan, semula pada saat lepas larva  akan memakan plankton dan berikan tambahan pakan biasa (pellet), semakin dewasa suka makan tumbuhan, berarti  menghemat pakan ikan, dengan menambah unsur nabati, pakan tambahan (pellet) cukup 2 % pakan dari berat populasi ikan, umumnya 3-4 % dari berat populasi (Omnivora yang berubah menjadi Herbivora)

    Selain itu pertumbuhan ikan ini lebih cepat dibandingkan dengan ikan mujair, yakni 4 bulan dapat  mencapai berat 200 gram (1/5 kg) dan untuk jenis jantan akan bertambah berat dengan cepat, sedangkan yang betina mulai akan bertelur dan melambat dalam pembesaran. Pertumbuhan akan maksimum jika faktor-faktor pendukung untuk pertumbuhan ikan ini optimum. Hal ini terjadi karena pertumbuhan dapat terjadi jika kebutuhan energi untuk pemeliharaan proses-proses hidup dan fungsi-fungsi lainnya telah terpenuhi .

    Cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl), suhu 14-38 derajat Celcius (terbaik 25-30%), dengan jenis tanah  liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam dengan Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam, dengan salinitas (kadar garam 0-29%)

    Di Jabodetabek, harga Ikan NIla eceran konsumsi saat ini (Desember 2012) berkisar dari Rp 20,000.00 s/d Rp 25.000.00/kg, dengan jumlah 4 s.d. 5 ekor/kg, di atas harga Ikan Lele maupun Ikan Patin dan di bawah harga Ikan Gurame. Apabila akan dijadikan usaha dengan panen mingguan, diperlukan kolam pembesaran sebanyak 16 kolam dengan volume/m2 sebanyak 150-250 ekor untuk panjang benih 3-5 cm, 75-125 ekor untuk berat benih 90-100 gram.

    Benih, dapat diperoleh dengan membeli benih maupun membenihkan sendir, bisa juga diberikan GRATIS untuk benih ukuran 3-5 cm sebanyak beberapa ekor dengan mengambul sendiri di Kompleks Boniken Krukut, Jl Raya Gorgol No. 40, Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Sebelum datang mohon sms dulu ke 0811924600 atau bersurat via email : singgihpraptanugraha@yahoo.com.

    Akhirnya, baik untuk sekedar mencoba, hobby maupun mengawali bisnis, silahkan segera dilakukan dan tidak perlu ragu. Setidaknya akan dapat menambah jam kinerja produktif harian yang tersedia sekitar 14 jam, lantaran jam tidur cukup 6 jam, jam lain-lain sekitar 4 jam dari setiap hari yang berjumlah 24 jam.