Thursday, January 23, 2014

YUK.... MEMANDIRIKAN PONDOK PESANTREN (PONTREN)

Mengotak atik kata “santri” dan “cantrik (Bahasa Jawa)”, sepertinya terdapat “persamaan dan kesamaan” dalam makanya. Menurut saya dari berbagai referensi yang saya peroleh, istilah cantrik telah muncul semenjak zaman sebelum Agama Islam masuk di negeri ini, yang apabila didefinisikan secara sederhana :  “orang yang dalam waktu tertentu tinggal dan mempelajari ilmu maupun keterampilan pada pihak tertentu, tidak membayar dan tanpa memperoleh pembayaran dalam bentuk uang”.

Pihak tertentu dimaksud dapat berupa orang maupun lembaga yang memiliki keilmuan, keterampilan maupun kekuasaan tertentu. Lembaga tertentu dimaksud diantaranya dalam bentuk Padepokan (Jawa) dengan keilmuan di bidang “seni bela diri, seni tari dsb”.

Selama para “cantrik” mempelajari ilmu dan keterampilan dimaksud, mereka juga secara bersama-sama turut mengelola berbagai sumber yang ada maupun dimiliki padepokan yang kadang tidak berkaitan langsung dengan bidang ilmu dan keterampilan yang dipelajarinya, sehingga tata kehidupan padepokan tetap dapat terjaga secara mandiri. Diantaranya, bertani, berkebun, berternak dan berbagai kegiatan lainnya, termasuk memasak, membatik,menenun dsb.

Dari gambaran di atas, dapat di lihat dari beberaa sudut pandang, antara lain dari sudut pandang ekonomi, maka para cantrik dapat dimasukkan dalam ranah “tenaga kerja”, hasil pekerjaannya digunakan untuk kelangsungan dan pengembangan padepokan.  Oleh karena itu setelah cantrik menyelesaikan programnya dan kembali ke daerah asalnya maupun menetap di daerah baru, mereka dapat mempraktekkan keilmuan dan keterampilan yang diperoleh dari padepokannya, baik ilmu dan keterampilan yang merupakan fokus utama maupun ilmu dan keterampilan lain untuk mendukung.

Dengan masuknya Agama Islam di negeri ini, mungkin tata kelola kehidupan padepokan dimaksud telah menginspirasi para tokoh agama yang dalam rangka mengembangkan “syiar Islam”, membentuk dan mengembangkan “Pondok Pesantren”. Dalam hal ini, terjadi perubahan istilah dari “cantrik menjadi santri” dan “Padepokan menjadi Pondok”, yang mencirikan adanya pembeda pada fokus yang dipelajari yakni di bidang agama Islam, sedangkan di “ilmu dan keterampilan” lain masih tetap sama yakni di bidang tata kehidupan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup dsb.

Bertolah dari pemikiran dimaksud, kiranya tidak berkelebihan manakala saya berpikir bahwa semestinya Pondok Pesantren dapat dikelola secara mandiri tanpa membutuhkan “bantuan maupun dukungan dari pihak eksternal”, yakni dengan mendayagunakan para santri dalam mengisi kegiatan kesehariannya. Dengan tidak adanya “ketergantungan” daripihak lain, maka eksistensi Pondok Pesantren akan semakin diakui, termasuk dengan berbagai kekhasan yang dimilikinya.

Pengembangan daya nalar dan kreasi cerdas para Pengelola Pondok Pesantren dengan bertumpu pada “potensi kearifan lokal perlu dicari, digali, diciptakan dilaksanakan dan dikembangkan”, mungkin menjadi salah satu kata kunci. Perwujudan kongkritnya adalah apabila  para santri dalam kegiatan keseharian, di samping mempelajari ilmu dan keterampilan Agama Islam juga mempelajari maupun melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan lain yang potensial dan jenisnya telah sesuai dengan minat dan bakat masing-masing santri.   

Tantangan bagi para pengelola adalah dalam menetapkan pilihan jenis pekerjaan-usaha yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing santri. Oleh karena itu, sebagai inspirasi di bawah ini saya tuangkan beberapa jenis usaha (hasil kajian aksi saya, 1993-2014) yang mungkin dapat dipilih untuk dilakukan :
01.     Memproduksi Biang Bakteri Pengurai Penghilang BauTidak Sedap dan Turunannya
02.     Memperoduksi Pestisida Organik asal Air Ludah Santri pada pagi hari
03.     Memproduksi Pupuk Organik dengan bahan utama  Tinja para Santri, Kotoran Ternak dsb
04.     Memproduksi Kompos Organik
05.     Memperoduksi Pakan Ternak Organik dengan bahan utama limbah sisa makan para santri dsb
06.     Memroduksi Tasbih bahan baku manik-manik.
07.     Memproduksi Kain Khas dengan Pewarna Alami dengan teknik Ecostamp
08.     Memperoduksi Berbagai Snack asal local yang didesign khas
09.     Memproduksi Aneka Kerajinan Kayu dan Bambu
10.     Berternak Ikan, Ayam (Kampung, Hias), Itik, Kambing/Domba, Sapi, Kerbau dsb, baik pembiakan maupun penggemukan dan menyediakan Pejantan Unggulan
11.     Budidaya Sayur Mayur, Pisang dengan Pola Tanam dan Panen Harian
12.     Budidaya Pohon Kayu (Jati, Sengon, Mahoni, Bambu dsb) dengan Pola Tanam dan Panen Bulanan
13.     Usaha Jasa di bidang IT


Akhirnya, bagi yang berminat untuk melaksanakannya, saya dapat memberikan acuan teknis  maupun managemen terkait dengan jenis usaha yang dipilih. semoga tulisan saya kali ini cukup membumi dan dapat dimanfaatkan, semoga Allah Swt senantiasa dengan karuniaNya. Amien.

Tuesday, January 14, 2014

MENGHILANGKAN KEKECEWAAN DENGAN MEWUJUDKAN ANGAN-ANGAN

Salah satu kalimat bapak Mertua saya yang menancap di hati saya adalah “MENUNDA PEKERJAAN SAMA JUGA MENANGGUNG PENDERITAAN DAN KEKECEWAAN”. Saya rasakan sungguh benar kalimat itu, lantaran saya sering menundanya, termasuk saat masih sekolah untuk “belajar maupun mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)” yang berujung pada malam sebelumnya “ekstra keras untuk menyelesaikannya” yang kadang hasilnya tidak memuaskan.

Apabila kalimat di atas diperluas juga sebagai “falsafah hidup”, kiranya masih tetap sejalan dalam kehidupan manusia. Tuhan mengkaruniai manusia untuk senantiasa “memiliki ide, gagasaan maupun pemikiran (angan-angan) untuk berbuat sesuatu maupun mendapatkan sesuatu” setiap tidak tidur,  sebagian tetap dalam angan-angan dan sebagian lain berubah menjadi tindakan.

Seiring dengan berjalannya waktu yang terus maju maupun usia yang terus bertambah,  sebagian “angan-angan yang tidak dijadikan tindakan” akan menghasilkan “kekecewaan” bahkan “penyesalan”, kalimat yang muncul dalam hal ini adalah “coba, kalau dulu itu saya lakukan, maka…..”. Oleh karena itu tulisan saya kali ini adalah menyangkut “pengurangan atau penghilangan kekecewaan-penyesalan di masa nanti”.

“Masa nanti”, dalam satuan waktu bisa jadi “sangat panjang” bagi manusia yang diukur sampai ke titik “kematian menjemput”, tetapi juga dapat menjadi “sangat pendek” apabila dikaitkan dengan “jenis perbuatan apa yanag harus dilakukan”. Dalam perjalanan hidup saya, angan-angan yang muncul diominasi dengan jenis perbuatan untuk masa waktu yang “sangat pendek”.

Angan-angan perbuatan dalam waktu yang sangat pendekpun ternyata masih sangat banyak dan seakan tidak cukup waktu untuk menjangkaunya. Keterampilan dan kecerdasan untuk memilah, memilih angan-angan mana yang harus dirubah menjadi suatu perbuatan-tindakan untuk mewujudkannya. Pertimbangan akan adanya pengaruh dari sisi horizontal, vertikal dan diagonal  semakin banyak akan menjadikan menghasilkan “pengambilan keputusan berbuat yang terbaik bagi kita”.

Suatu pengambilan keputusan untuk masa yang sangat pendek untuk satuan waktu 1 tahun (12 bulan), dipengaruhi dengan banyak factor, diantaranya yang menonjol adalah iklim, musim, momentum, strategi dsb.  Sebagai contoh dalam meralisasikan angan-angan untuk memperoleh penghasilan (tambahan penghasilan) pada tahun 2014 yang dapat dikerjakan sendiri dengan relatif mudah yang dimulai pada bulan Januari 2014 (Jabodetabek) antara lain ini adalah :
01.     Berternak Penggemukan Ayam Kampung dengan target panen pada saat Lebaran (Iedul Fitri) Agustus 2014.  
02.     Berternak Penggemukan Kambing/Domba, dengan target panen saat Iedul Adha, Oktober 2014
03.     Budidaya Cabai, dengan target panen April 2014 karena saat ini adanya hujan yang berlebihan kurang kondusif untuk tanaman cabai, yang  akan berakibat gagal panen dan dipastikan harga cabai akan naik.
04.     Budidaya Pisang Raja, dengan target panen bulan September 2014, karena pada saat banyak orang Jawa yang menikah.
05.     Budidaya Pepaya, dengan target panen mulai bulan Juli 2014 karena saat musim kemarau, permintaan papaya meningkat.


Dalam hal jenis usaha (perbuatan), masih banyak jenis-jenis usaha yang dapat dipilih untuk dilakukan, contoh di atas hanya sebagai pembuka saja. Maknanya, angan-angan segera pilah dan pilih untuk dijadikan rencana yng secara proporsional dapat dilakukan.

Thursday, January 2, 2014

ALTERNATIF MENGISI KEGIATAN/USAHA TAHUN 2014

Ucapan “SELAMAT TAHUN BARU 2014” saya sampaikan kepada para pembaca blog saya terkasih, dengan lanjutan ucapan “MAU NGAPAIN, UNTUK APA DAN APA YANG AKAN DIDAPAT PADA TAHUN 2014 INI ?”. Intinya, bagi saya tak sekedar untuk “mengucapkan”, tetapi “bersikap, merencanakan dan memutuskan untuk berbuat pada tahun 2014” akan jauh lebih penting dari pada hanya “ucapan selamat”.

 Terkait untuk “berbuat”, bagi pembaca yang telah memiliki pekerjaan/kegiatan tetap relatif lebih mudah memutuskan, tetapi bagi yang ingin mengisi sisa jam produktif harian, menjelang pension sebagai pegawai maupun bagi yang belum memiliki pekerjaan/kegiatan tetap mungkin akan “sulit memutuskan”.  Oleh karena itu tulisan kali ini akan bertolak dari kajian aksi yang telah berhasil dan tengah terus dikembangkan,  salah satunya adalah “MEMBUAT LARUTAN BIANG BAKTERI (BB) DAN TURUNANNYA”.  

Uraian singkat terkait membuat/memproduksi Larutan BB dan turunannya adalah sebagai berikut :  
1.    Membuat Biang Bakteri, rumusan racikan “sederhana”, langkahnya :
a.       Cacah/blender 2 kg batang pisang busuk yang telah berwarna coklat (jenis apa saja), campurkan dengan ½ kg gula merah yang digerus, 10 batang cacahan kangkung, 10 lembar cacahan daun papaya,  dan 1 buah papaya matang /10 buah pisang matang/1 buah nanas (bisa hanya kulitnya)
b.      Masukkan seluruh bahan di atas ke dalam wadah yang dapat ditutup rapat (jerigen/ember/bekas cat tembok), tuangkan 20 liter air, diaduk dan tutup rapat serta letakkan pada tempat yang terlindung.
c.       Pada hari ke-3, ambil larutannya dengan menyaring dan masukkan ke dalam botol dan tutup rapat dan setiap 24 jam, buka tutup botol sejenak untuk mengeluarkan gas dan tutup kembali.
d.      Pada hari ke-7, umumnya gas telah habis/tidak keluar yang berarti Larutan Biang Bakteri telah terbentuk sempurna dengan cirri fisik : baunya harum seperti bau tape, warna larutan coklat dan gas tidak muncul.
2.    Membuat Turunan Larutan Biang Bakteri atau dapat diistilahkan memanfaatkan larutan Biang Bakteri antara lain :
a.       Membuat Pakan Kambing/Domba dengan langkah dan manfaat :
1)      Langkah, Cacah batang pisang segar 10 kg dicampur dengan ½ tepung terigu/ampas tahu, ½ kg dedak dan 20 gram garam dapur, berikan 20-50 cc larutan BB. Diamkan minimal 3-5 jam  dan berikan ke Kambing/Domba sesuai dengan kebutuhannya.
2)      Manfaat :
a)         Kambing/Domba semakin sehat,  bugar dan cepat gemuk karena komposisi kandungan pakan yang kaya protein juga bakteri yang akan memperbaiki pencernaannya
b)        Kambing/Domba tidak akan mengeluarkan bau yang tidak sedap, termasuk kotorannya tidak akan mengundang lalat.
c)         Kotoran akan cepat hancur yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
d)        Mengatasi kesulitan mencari pakan saat musim kemarau.  
b.      Membuat Pakan Ikan Lele Penggemukan dengan langkah dan manfaat :
1)    Langkah, Cacah/blender batang pisang segar sampai halus 10 kg dicampur dengan tepung terigu/ampas tahu ½ kg, ½1 kg dedak dan 3kg hewani (cacing, keong, ikan dsb), berikan 20-50 cc larutan BB. Diamkan minimal 12 jam, jemur sampai kering   dan berikan ke ikan sesuai dengan kebutuhannya.
2)    Manfaat :
a)         Lele semakin sehat,  bugar dan cepat gemuk karena komposisi kandungan pakan yang kaya protein dan sesuai dengan selera ikan, usia 80-90hari dengan isi 7-9 ekor/kg
b)        Mengatasi biaya pembelian pakan ikan yang semakin mahal.  
c.       Membuat Pupuk Cair dengan langkah dan manfaat :
1)    Langkah, campur 10 kg kotoran kambing/domba/ayam/kelinci/sapi dengan 1 kg cacahan batang pisang segar, ¼ kg gula merah dan ½ liter larutan BB. Masukkan seluruh bahan di atas ke dalam wadah yang dapat ditutup rapat (jerigen/ember/bekas cat tembok), tuangkan 20 liter air, diaduk dan tutup rapat serta letakkan pada tempat yang terlindung. Pada hari ke-30, ambil larutannya dengan menyaring dan masukkan ke dalam botol dan tutup rapat dan setiap 24 jam, buka tutup botol sejenak untuk mengeluarkan gas dan tutup kembali. Apabilagas sudah tidak muncul, berarti pupuk cair sudah dapat dimanfaatkan.
2)    Manfaat,  untuk memupuk segala jenis tanaman, baik akar batang maupun daun.   

Dari uraian singkat di atas, kiranya telah dapat memberikan inspirasi untuk berbuat apa, terlebih dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya pragmatis sebagai contoh melakukan kegiatan usaha Penggemukan Kambing/Domba/Sapi yang akan dijual pada Iedul Adha pada bulan Oktober 2014 yang akan dating, budidaya Pisang Raja yang mengambil momentum panen pada bulan Besar (Jawa) yang umumnya suku Jawa akan banyak melangsungkan pernikahan.

Hasil Kajian Aksi lain masih tersedia, dan bagi yang berminat maupun akan minta penjelasan dapat mengirimkan  surat ke email saya singgihpraptanugraha@yahoo.com atau bagi yang ingin “membuktikan secara visual” boleh juga berkunjung ke tempat saya setiap saat di Jl. Raya Krukut No. 90, Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.


Akhirnya, saya yakinkan bahwa kita masih kaya raya dan lingkungan kita sangat mendukung, mari kita isi tahun 2014 dengan kegiatan yang berarti dan memberikan makna yang luas bagi bangsa ini.