Dalam keseharian, wajar ada keengganan kita untuk
melakukan sesuatu tidak memberikan manfaat. Tetapi manakala memberikan manfaat
sesuai dengan yang kita butuhkan akan membuat semakin bergairah untuk bekerja
maupun berusaha keras mendapatkannya.
Batas dari tidak, ada & sangat “bermanfaat”,
banyak ditemukan karena tingkat/gradasi tentang “apa” yang menjadi obyek untuk
dilakukan. Sepintas terlihat seakan tidak memberikan manfaat, setelah didalami
ternyata sangat bermanfaat.
Terkait “apa”, dulu, pernah ada lagu Koes
Plus…..tongkat kayu dan batu jadi tanaman…., kalau ditelaah lebih mendalam, ya
seperti itulah “karunia Allah swt pada Ibonesia yang luar biasa besarnya”. Alam
dan lingkungan kita yang sungguh kondusif, baik tanah, air, musim dsb, menjadi
keharusan bagi kita untuk melestarikan lingkungan alam sekitar kita.
Dalam konteks “apa” dan “melestarikan lingkungan
alam kita”, dikaitkan dengan “manfaat bagi kita”, masih banyak warga masyarakat
kita yang belum mengerti, bahkan cenderung bingung “ngapain ya…”. Dampak yang
nyata dari kebingungan ini, bisa merujuk dari data ILO (International Labour
Organization) tahun 90-an yang antara lai menyebutkan bahwa bobot kinerja (produktivitas)
tenaga kerja Indonesia baru mencapai rata-rata 2 jam/hari, sedangkan Jepang dan
Taiwan telah mencapai rata-rata 14 jam/hari.
Allah Swt memberikan waktu sebanyak 24 jam/hari,
kalau untuk tidur cukup 6 jam, lain-lain 4 jam, maka 14 jam untuk berkinerja,
mestinya bisa dilakukan. Persoalannya “ngapain aja ya ?”, terlebih dikaitkan
dengan lingkungan alam sekitar kita yang memberikan “manfaat bagi kita”
Seandainya “kinerja warga bangsa ini dapat mencapai 14 jam/hari, sebagian diantaranya memanfaatkan alam sekitar kita dengan semetinya”, dapat dipastikan Negara kita akan termasuk “Negara yang maju” bahkan “pengangguran, kemiskian dan mengirim TKI ke luar negeri tidak aka nada lagi.
Salah satu contoh “ngapain yang bermanfaat
langsung, mendasar dan terkait dengan kinerja, lingkungan alam sekitar” sebagai kasus sederhana,
mudah dilakukan dan menarik atau menjadi
referensi adalah “ MEMBUDIDAYAKAN PISANG DAN JATI/SENGON UNTUK MEMBIAYAI
PENDIDIKAN ANAK DARI TK/PAUD SAMPAI KE PERGURUAN TINGGI.
Dalam kegiatan pembudidayaan tersebut beberapa hal yang akan menjadi kunci keberhasilan adalah :
- Kalau tidak punya lahan, mestinya bisa bermitra
dengan teman yang punya lahan untuk “bermitra” dengan pola kerjasama yang jelas
dan terukur, saling menguntungkan
- Hasil dari panen, dapat merupakan hasil utama maupun pendukung dalam membiayai anak.
- Tidak hanya menanam, apalagi langsung diserahkan ke Allah Swt, juga merawat & memupuk
Skenario kegiatan budidaya dimaksud, secara
singkat adalah sebagai berikut :
- Saat anak mulai masuk TK/PAUD : Menanam Bibit Pisang, 5 batang/minggu, untu menanam hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Hasilnya mulai bulan ke-7, tiap minggu panen pisang (harga sekarang Jabotabek a Rp 20,000/tandan). Cukuplah Rp 400,000/bulan.
- Saat anak mulai masuk SD, membudidayakan pisang tetap, ditambah dengan menanam 20 batang bibit Jati/Sengon. Kebutuhan biaya bulanan, panen pisang, saat anak lulus SD, panen Jati (3 m2)/Sengon (5 m3)(harga sekarang Jabotabek, Kayu Jati Rp 3jutaan/m2, Sengon Rp 1jutaan/m2). Cukuplah biaya masuk SMP
- Saat anak SMP & lanjut SMA/K, Pisang tetap, panen jati/sengon kembali sebanyak 2 kali lipat (dari trobosan pangkal yang ditebang). Cukuplah, "membantu" biaya ke Perguruan Tinggi
Frekuensi menanam dan jumlah ditanam akan
berpengaruh pada besaran hasil yang akan diperoleh. Demikian pula apabila waktu
menunggu mulai panen pada bulan ke 7 kelamaan, dapat ditambah dengan
membudidayakan tanaman sayuran, misalnya Kangkung Cabut, mulai hari ke 28
panen. Untuk ukuran tanah seluas 1 m2, dapat ditanam sekitar 600 butir benih
(300 lubang a 2 butir), akan menjadi 30 ikat dengan harga borong Rp
1,000.00/ikat (Rp 30,000.00/m2), kalau menanam 5 m2/hari (waktu sekitar 1 jam),
akan menghasilkan Rp 150,000.00/hari.
So, silahkan dilakukan, tentunya disesuaikan dengan kondisi obektif lingkungan masing-masing. Bagi saya, hal di atas adalah buah “pengalaman” saya dalam mempersiapkan biaya untuk anak yang masih berlangsung hingga saat ini.
Bagi yang berminat melakukannya, bisa saya berikankan Teknis Budidayanya, termasuk saat ini tersedia bibit Sengon, bisa saya berikan.