Indonesia, salah satu Negara di dunia yang
banyak memiliki kelebihan dibanding dengan negara lain, diantaranya di lihat
dari letak geografisnya merupakan negara tropis yang hanya memiliki 2 musim
yang berdampak pada kekayaan keanekaragaman hayati, kandungan Sumber Daya Alam
(SDA) berbagai jenis yang melimpah, ribuan pulau dan luasnya lautnya,
semestinyalah dapat menjadi negara yang maju dan dapat memakmurkan seluruh
rakyatnya yang berada pada kisaran 240juta orang
Sungguh disayangkan, dari berbagai fakta yang mudah ditemukan di
lapangan maupun informasi dari media cetak maupun elektronik “kemakmuran
seluruh rakyat” dimaksud masih terlalu jauh dari harapan. Sebaliknya, Indonesia masih dihadapkan pada
masalah kemiskinan, pengangguran usia produktif, semakin rusaknya lingkungan
hidup, impor komoditi yang semestinya dapat diproduksi atau dibudayakan di
dalam negeri, meningkatnya jumlah hutang negara dan berbagai masalah lain yang
besar, luas dan kompleks.
Berbagai pihak telah menyadari,
merencanakan dan berbuat atau melakukan upaya antisipasi atas permasalahan di
atas, namun belum memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karenanya, upaya antisipasi lain harus segera dicari
dan dilaksanakan yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian Indonesia di
berbagai bidang, termasuk di bidang ekonomi.
Bukan hal yang mudah untuk menemukan
upaya dimaksud, namun bukan hal yang mustahil untuk ditemukan dan dilakukan.
Khususnya dalam bidang ekonomi, sebenarnyalan masih terbuka luas berbagai jenis
upaya yang dapat dilakukan, walaupun diawali dengan langkah (entry point) yang
sangat mikro.
Memformulasikan upaya mewujudkan
kemandirian perekonomian Indonesia dengan entry point yang sangat mikro tidak
menjadi masalah. Hal ini apabila dikaitkan dengan rancangan program managemen
usaha ekonomi yang meluas (makro), dapat dilaksanakan secara konsisten,
berkesinambungan dan memperoleh dukungan kebijakan yang cukup memadai.
Sebagai contoh usaha ekonomi mikro yang relatif
mudah dilakukan oleh siapapun yang belum memiliki keterampilan, cepat
menghasilkan menerus setiap hari di Indonesia masih sangat banyak, diantaranya
adalah usaha :
1. Grosir Keliling, dengan sasaran konsumen warung-warung
bermodal kecil , hasil akan diperoleh mulai hari ke-7. Apabila setiap hari dapat memasok barang minimal 10 warung, dalam
putaran 6 harian dapat memberikan penghasilan yang signifikan.
2. Pembibitan Ayam Kampung, dengan memiliki 21 mesin
tetap dan melakukan kegiatan penetasan tiap hari akan mulai menghasilkan pada
hari ke 22. Cara ini dapat digunakan untuk melakukan pembibitan unggas lain.
3. Budidaya Cabai Rawit, dengan minimal sebanyak 20
batang bibit tiap hari, bisa menggunakan Pot, mulai hari ke 91 akan panet
minimal 2 kg/hari.
4. Budidaya
Pisang, dengan menanam sebanyak 10 batang bibit/hari, mulai hari ke 180-210
akan panen 10 tandan buah pisang.
5. Budidaya Albasia, dengan menanam 100 batang/6 bulan,
mulai akhir tahun ke 5 akan panen sebanyak 30 m3 kayu/6 bulan.
Bentuk
kebijakan yang kondusif seyogyanyalan diberikan oleh segenap jajaran pemerintah
di setiap tingkatan, dari tataran regulasi agar tidak terjadi over produksi
maupun memberikan dukungan pembiayaan, dukungan lahan (termasuk tepi jalan, fasilitas
umum dsb yang dapat dimanfaatkan) dan pengembangan usaha mereka (teknis maupun
managemen).
Dari
keseluruhan uraian di atas, dapat disimpulkam bahwa,
1. Pada dasarnya Indonesia merupakan Negara yang kaya
dan memiliki kemampuan untuk memakmurkan seluruh rakyatnya. Masih banyaknya
permasalahan yang dihadapi lantaran belum adanya kebersamaan dalam bergerak
seluruh pihak yang berkompeten
2. Upaya mewujudkan pemandirian ekonomi Indonesia
sangat berpeluang dilakukan dan dapat diawali dengan kegiatan usaha ekonomi
yang sangat mikro sekalipun
3. Peran pemerintah di segenap jajaran sangat
diperlukan.
Akhirnya,
semoga uraian singkat di atas dapat dimanfaatkan, sudah waktunya kita “mewujudkan
kemandiran ekonomi Indonesia”