Wednesday, July 22, 2009

SESI PEMBUDIDAYAAN JATI UNGGUL POLA BATU TIGA

A. PENANAMAN
01. Siapkan bibit siap tanam, ketinggian 30 cm-50 cm di atas pollybag, rapikan daun, sisakan 3 sap dari tunas (6 lembar daun).
02. Siapkan lubang tanam di lahan yang bebas hambatan sinar matahari, dengan ukuran panjang, lebar dan dalam 30 cm, cara menggali sedalam 15 cm letakkan di sebelah kiri lubang dan selebihnya letakkan di sebelah kanan lubang.
03. Di tengah lubang tanam bagian bawah, buatlah lubang diameter 2-3 cm sedalam 1 m, gunakan linggis atau peralatan lain
04. Campur bagian tanah yang dikanan dengan pupuk kandang, dengan perbandingan 1 : 1 atau pupuk kandang sebanyak 1-2 kg.
05. Masukkan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang sampai ketinggian 1/3 kedalaman lubang (tebal sekitar 10 cm)
06. Buka Pollybag, usahakan gumpalan tanah dan akar tidak terpisah dan letakkan di tengah-tengah lubang.
07. Beri batu sebesar bola pingpong, dengan posisi menempel pada tanah yang berisi akar bibit jati. Peletakan batu agar membentuk titik sudut segitiga sama sisi.
08. Sisa tanah di bagian kanan, kembalikan ke lubang tanam sehingga hanya tertinggal batang bibit, tekan tanah jangan terlalu keras dan permukaan membentuk cekungan.
09. Siram air secukupnya jangan sampai menggenang
10. Note :
a. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan (respirasi)
b. Manfaat lubang sedalam 1 m di bagian bawah lubang tanam adalah memandu akar tunggang agar semakin kokoh dan menyediakan makanan akar
c. Manfaat batu tiga adalah memecah akar agar tidak saling berlibat, menambah area menyerap makanan dan memperkokoh tanaman
d. Lakukan penanaman pada sore hari setelah jam 16.00
e. Apabila bibit kurang lurus, berikan bilah penopang yang diikat jangan sampai merusak batang maupun daun (sementara)
f. Apabila bibit ditanam di lahan miring, buatlah parit menyerupai huruf V, bagian bawah di tepat batang bibit, agar memudahkan air hujan tertampung dan langsung masuk ke bibit.
g. Jarak antar tanaman, minimal 3 m2 (1,000 batang bibit/ha), lahan berada dari 2 m – 600 m diatas permukaan laut (DPL) dan tidak tergenang air.

B. PERAWATAN
Perawatan intensif hanya diperlukan selama 2 tahun, dengan pokok-pokok sebagai berikut :
01. Upayakan tidak ada tanaman lain yang menghambat diperolehnya sinar matahari dan lakukan penyiraman minimal 2 hari sekali apabila tidak hujan pada 3 bulan pertama.
02. Bersihkan gulma di sekitar tanaman dan berikan pupuk kandang setiap 3 bulan, dengan jumlah pupuk/tanaman :
Bulan ke 3 : 1 kg
Bulan ke 6 : 2 kg
Bulan ke 9 : 3 kg
Bulan ke 12 : 3 kg
Bulan ke 15 : 4 kg
Bulan ke 18 : 4 kg
Bulan ke 21 : 5 kg
Bulan ke 24 : 5 kg
03. Tata cara pemberian pupuk agar digali di sekitar batang tanaman dan apabila curah hujan tinggi agar ditimbun dengan tanah semula. Hati-hati jangan sampai terkena akar/batang. Pupuk kimia dapat dimanfaatkan apabila pertumbuhan tanaman terlalu lambat
04. Kurangi daun, sampai tersisa hanya 3 sap, agar batang tetap tegak, Hati-hati dalam mengurangi daun, jangan sampai batang terluka. Apabila ketinggian tanaman sudah 3 m atau lebih, gunakan galah yang ujungnya diberikan sabit dengan bagian tajam menghadap ke atas.
05. Semprot dengan pestisida apabila mulai muncul hama, konsultasikan dengan instansi terkait untuk memilih jenis pestisida.
06. Apabila tanaman tanpa gangguan, pada bulan ke 8 atau 9, mulai tumbuh cabang. Cabang harus segera dipotong agar tidak mempengaruhi tumbuhnya tanaman.
07. Apabila angin cukup besar dan batang dikhawatirkan patah atau miring, berikan penopang bamboo.
08. Pada akhir bulan ke 24, apabila benar-benar dirawat ketinggian tanaman sudah mencapai 8-12 m, batang cukup kuat (diameter 8-10 cm) dan biarkan cabang mulai tumbuh di atas.
09. Bulan ke 25 sampai dengan diameter tanaman mencapai 20 cm, perawatan sudah tidak diperlukan, paling hanya mengurangi gulma (biasanya tidak ada) dan PENGAMANAN DARI PENCURIAN KAYU.
10. Pemanenan, untuk memperoleh harga jual yang ideal adalah pada saat diameter 20 cm, ketinggian tanaman (batang) 12 m, yang berarti setiap 3 batang sekitar 1 m3.
11. Pemanenan tidak perlu diambil se akar-akarnya, karena akan tumbuh tunas dan akan menjadi periode penanaman yang kedua dst.

Disarankan apabila pembudidayaan dilakukan bersama pihak lain, agar dilakukan perjanjian dari awal, baik keuntungan maupun resikonya dan jangan lupa laporkan ke pihak yang berwenang, agar tidak dituduh mencuri kayu.

Bagi yang ingin melihat, dapat berkunjung ke Jakarta atau ke Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara hubung Sdr. Taklim
Salam…dan semoga sukses, juga untuk bangsa ini tentu saja

No comments:

Post a Comment