Monday, November 26, 2012

YUK...ISI HARI KITA DENGAN LEBIH PRODUKTIF

Tuhan beri waktu kita 24 jam/hari, tidur cukup 6 jam/hari, lain-lain 4 jam/hari, jadi jam produktif kita 14 jam/hari. Mestinya kita bisa memanfaatkan jam produktif dengan sebaik mungkin, hanya kadang kita tidak menemukan harus berbuat apa, bagaimana caranya dan juga apa hasilnya. Banyak hal yang maish bisa dilakukan, salah satunya adalah PENGGEMUKAN ITIK JANTAN, terurai secara singkat di bawah ini. 

Di perkotaan Pulau Jawa, menu kuliner berbahan baku “itik-bebek” sudah memasyarakat dan umumnya berasal dari itik petelur yang sudah tidak produktif, dagingnya alot dan bertulang keras. Memasok Itik muda menjadi peluang yang menjanjikan, diantaranya karena dagingnya bertekstur lebih lembut, lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi dibanding dengan itik petelur yang sudah tidak produktif. Dalam konteks usaha bisnis, pertimbangan lain untuk usaha ini adalah harga anak itik pejantan lebih murah dari pada itik betina, waktu penggemukan 40-55 hari yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan relatif rendah. Angka kematian dengan tata pemeliharaan yang benar jauh lebih rendah disbanding dengan memelihara ayam pedaging. 

Garis besar langkah pokoknya :
  1. Menyediakan bibit disebut DOD (Day Old Duck), usia 1-7 hari dengan membeli atau menetaskan sendiri 
  2. Siapkan kandang yang hangat, 100 ekor/m2 dilengkapi dengan penghangat (lampu/neon), alas jerami atau sekam dan masukkan DOD 
  3. Beri pakan starter ayam pedaging, antibiotika dan vitamin sehari 6-8 kali/hari secara teratur jangan sampai tersisa sampai dengan usia 21 hari. 
  4. Mulai hari ke 22 sampai panen, pindahkan ke kandang lain dengan ukuran 30-40 ekor/m2, tidak perlu penghangat. 
  5. Beri pakan sebanyak 6-10% berat badan/hari karena kebutuhan Kadar protein : 16-22% dan energy metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg). Komposisi pakan 1 bagian konsentrat dan 2 bagian dedak, ditambah pakan lain sisa makan rumah tangga, warung makan dan makanan lain yang sudah daluwarsa (roti, kue dsb)
  6. Pisahkan/karantina yang sakit, apabila mati, segera dikuburkan atau dibakar agar tidak menular pada itik yang lain
  7. Panen, dihitung dari berat yang sesuai dengan kebutuhan pasar, oleh karena itu masa panen bisa mulai hari ke 40 atau paling lambat hari ke 55.  

Contoh Hitungan Untun Rugi (biaya sewa lahan, buat kandang, listrik, air & tenaga kerja, ditiadakan)
  1. Pengeluaran, Rp 580,000.00, dengan perincian 
  • Beli 50 ekor DOD a Rp 3,000.00/ekor = Rp 150,000.00 Pakan dedak 25 kg x Rp 1,200.00 = Rp 30,000.00 Pakan pabrik 50 kg x Rp 6,000.00 = Rp 300,000.00 Vitamin & Obat-obatan = Rp 50,000.00 e.Biaya lain-lain = Rp 50,000.00 
  1. Pemasukan Penjualan Itik)43 ekor x Rp 15,000.00 = Rp 675.000.00 (85% berhasil)
  2. Keuntungan = Rp 95.000.00 

Note :
  1. Apabila memelihara 50 ekor/hari, maka mulai hari ke 41 akan panen menerus berkelanjutan dengan pemasukan sekitar Rp 95,000.00/hari. 
  2. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, memelihara jumlah 200-300 ekor/hari, relatif memberikan hasil yang relatif cukup memadai. 
  3. Menambah keuntungan dapat dilakukan dengan menetaskan sendiri, penggunaan pakan alternatif, menekan angka kematian dan mencari harga jual tertinggi 
  4. Resiko dan kendala : Itik mati, dicuri orang, bencana alam, pembeli tidak ada, harga pakan naik, pesaing bermodal besar dan tidak didukung keluarga dan masyarakat (limbah bau karena pengelolaan limbah salah).
  5. Apabila sudah terdiri dari 40 atau 55 rombongan Penggemukan Itik dan setiap rombongan memakan waktu 5 menit/hari, maka untuk 40 rombongan, waktu terpakai 200 menit/hari atau 3 jam, 20 menit/hari dan untuk 55 rombongan, waktu terpakai 275 menit/hari atau 4 jam,35 menit/hari.
Silahkan lakukan, biar tidak hanya jadi impian dan disesali di masa yang akan dapat. sedangkan kalu masih bingung atau ragu ?, silahkan didiskusikan dengan Dinas terkait atau kita diskusikan langsung, via email, facebook atau media lain. Salam dan selamat menambah jam produktif harian, bangsa ini butuh peningkatan kinerja SDM ditinjau dari jam produktivitas hariannya.

No comments:

Post a Comment