Tuhan beri waktu kita 24
jam/hari, tidur cukup 6 jam/hari, lain-lain 4 jam/hari, jadi jam produktif adalah 14 jam/hari. Mestinya kita bisa memanfaatkan jam produktif sebaik mungkin, hanya kadang kita tidak menemukan harus berbuat apa, bagaimana
caranya dan juga apa hasilnya. Banyak hal yang maish bias dilakukan, salah
satunya adalah PENGGEMUKAN ITIK JANTAN, sebagai gambaran-acuan terurai secara singkat di bawah ini.
Di perkotaan pulau Jawa, menu kuliner berbahan baku “itik-bebek” sudah memasyarakat dan umumnya
berasal dari itik petelur yang sudah tidak produktif, dagingnya alot dan
bertulang keras. Memasok Itik muda menjadi peluang yang menjanjikan, karena dagingnya bertekstur lebih lembut, lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih
tinggi dibanding dengan itik petelur yang sudah tidak produktif.
Dalam konteks usaha bisnis,
pertimbangan lain untuk usaha ini adalah harga anak itik pejantan lebih murah
dari pada itik betina, waktu penggemukan 40-55 hari yang berarti biaya produksi
yang dikeluarkan relatif rendah. Angka
kematian dengan tata pemeliharaan yang benar jauh lebih rendah disbanding
dengan memelihara ayam pedaging.
Garis besar langkah pokoknya :
- Menyediakan bibit disebut DOD (Day Old Duck), usia 1-7 hari dengan membeli atau menetaskan sendiri
- Menyapkan kandang yang hangat, 100 ekor/m2 dilengkapi dengan penghangat (lampu/neon), alas jerami atau sekam dan masukkan DOD
- Memberi pakan starter ayam pedaging, antibiotika dan vitamin sehari 6-8 kali secara teratur jangan sampai tersisa sampai dengan usia 21 hari.
- Pada hari ke 22 memindahkan Itik ke kandang lain dengan ukuran 30-40 ekor/m2, tidak perlu penghangat dan di kandang ini sampai dengan panen
- Memberi pakan sebanyak 6-10% berat badan/hari karena kebutuhan Kadar protein : 16-22% dan energy metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg). Komposisi pakan 1 bagian konsentrat dan 2 bagian dedak, ditambah pakan lain siput, rejekan mie instan, ampas kelapa, bihun afkir, roti afkir dsb.
- Memanen Itik Pedaging, panen dihitung dari berat yang sesuai dengan kebutuhan pasar/permintaan, oleh karena itu masa panen bias mulai hari ke 40 atau paling lambat hari ke 55.
Contoh hitungan Untung Rugi (biaya sewa lahan,
pembuatan kandang, listrik, air & tenaga kerja, ditiadakan) :
1. Pengeluaran : = Rp 580,000.00, dengan perincian
a. Beli 50 ekor DOD a Rp 3,000.00/ekor = Rp 150,000.00
b. Pakan dedak 25 kg x Rp 1,200.00 = Rp 30,000.00
c.
Pakan pabrik 50 kg x Rp 6,000.00 = Rp 300,000.00
d. Vitamin & Obat-obatan =
Rp 50,000.00
e.
Biaya lain-lain =
Rp 50,000.00
2. Pemasukan
(Penjualan Itik) 43 ekor x Rp 15,000.00 = Rp 675.000.00 (asumsi 85% berhasil)
3.
Keuntungan =
Rp 95.000.00
Note :
- Apabila memelihara 50 ekor/hari, maka mulai hari ke 41 akan panen menerus berkelanjutan dengan pemasukan sekitar Rp 95,000.00/hari. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, sudah memberikan hasil yang relatif cukup memadai, termasuk ditinjau dari jumlah sisi jam kinerja hariannya.
- Menambah keuntungan dapat dilakukan dengan menetaskan sendiri, penggunaan pakan alternatif, menekan angka kematian dan mencari harga jual tertinggi
- Resiko dan kendala : Itik mati, dicuri orang, bencana alam, pembeli tidak ada, harga pakan naik, pesaing modal lebih besar & tidak didukung keluarga dan masyarakat (limbah bau karena pengelolaan limbah salah)
- Apabila telah merencanakan untuk panen harian mulai hari ke 41 atau ke 56 yang berarti setiap hari memelihara 1 rombongan penggemukan itik baru, maka jumlah jam produktif yang akan terpakai adalah sekitar 2 jam sampai 3 jam/hari. Artinya masih bisa diisi kegiatan produktif lain apabila belum ada.
So, lakukan jangan biarkan hanya mimpi yang akan disesali di masa nanti. Masih bingung atau ragu ?, silahkan hubungi Dinas terkait, teman yang berusaha sejenis atau kita diskusikan, baik langsung, via email, facebook atau
media lain.
Salam dan selamat menambah jam produktif harian,
bangsa ini butuh peningkatan kinerja SDM ditinjau dari jam produktivitas
hariannya.
No comments:
Post a Comment