Friday, September 4, 2009

GROSIR KELILING, SOLUSI SI MISKIN BELI BARANG LEBIH MAHAL DARI SI KAYA

Tahun 2002 yang lalu, ada teman memberikan informasi bahwa di Jabotabek, terdapat lebih 400,000 warung/kios kecil yang bermodal kecil, konsumen juga lapisan bawah tetapi mereka membeli kebutuhan harian jauh lebih mahal dari pada kunsumen lapisan di atasnya. Penyebabnya adalah, panjangnya rantai dan banyaknya simpul dari produsen sampai ke konsumen. Setiap simpul mengambil untung, bahkan dalam penelitian yang saya lakukan, terdapat 12 simpul yang harus dilewati. Kesimpulan yang saya peroleh adalah “SI MISKIN MEMBELI BARANG DENGAN HARGA LEBIH MAHAL DARI SI KAYA”, ini masalah dan solusi tantangannya adalah bagaimana cara agar SI KECIL MEMBELI BARANG DENGAN HARGA MINIMAL SAMA ATAU LEBIH MURAH DARI SI KAYA”
Dari kajian pragmatis yang saya lakukan, pendekatan kaji tindak saya pilih dan laksanakan dengan judul GROSIR KELILING, Sederhananya, Sang Grosir, menyiapkan lebih dari 50 produk dan setiap hari menawarkan dan sekaligus menjual ke 50 warung/kios kecil atau selama seminggu sebanyak 350 kios/warung. Asumsinya, apabila setiap warung/kios dapat memberikan keuntungan Rp 10,000.00, maka dalam waktu satu minggu akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,500,000.00. Hasil yang lumayan besar.
Gambaran teknis secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Survey barang yang dijual warung/kios, termasuk harga belai, jual dan kuantitas terjual rata2/minggunya.
2. Pengadaan barang sesuai dengan kebutuhan warung/kios dengan harga jual ke warung/kios lebih murah atau minimal sama dengan yang biasa dibeli.
3. Penawaran/penjualan barang ke warung/kios secara tunai maupun konsinyasi dalam waktu seminggu. Dalam penawaran harus melakukan dengan cara memberikan kemudahan kapada warung/kios akan lebih menguntungkan apabila telah kenal terlebih dahulu (penanaman trust wajib dilakukan).
4. Pengadaan barang yang dibutuhkan warung/kios setiap saat yang harus dilayani secepatnya.
5. Pembuatan jadwal penjualan minimal 50 warung/kios/hari, dikaitkan dengan route yang paling efisien. Misalnya hari Senin, di sepanjang jalan/gang A, jalan/gang B dan jalan/gang C, hari Selasa D, E dan F dst dan untuk Senin depan kembali ke A, B dan C.
Hasil dari kajian tindak sungguh menarik dan fakanya sampai saat ini sangat berkembang, meluas termasuk keterampilan mereka untuk emlihat moment kebutuhan pasar yang meningkat, misalnya penjualan ban dan onderdil sepeda motor, penjualan tepung, gula merah dan telur menyongsong lebaran dsb.
Training, saya berikan di SKB Cilandak waktu itu hanya selama 2 hari dilanjutkan dengan kegiatan bimbingan teknis, termasuk untuk menanamkan trust kepada warung/kios. Permasalahan yang saya hadapi waktu itu adalah keterbatasan pembiayaan, untuk investasi (motor) dan modal kerja. Untuk motor, waktu itu saya melakukan kerjasama dengan dealer motor produk China, dengan harga cash sekitar Rp 7,000,000.00dan ternyata membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar pada 6 bulan pertama. Walaupun demkian, setiap 350 warung/kios langsung membuka kesempatan untuk berusaha untuk 3 orang, bisa diprhitungkan bahwa sasaran pasar sekitar 400,000 warung/kios. Waktu itu, program Grosir Keliling ini saya lakukan dari tahun 2003 sd 2004 dan terpaksa tidak berlanjut karena saya mutasi tugas dari SKB Cilandak.

Ada yang tertarik ?, saya akan guided, termasuk mempertemukan peserta didik yang telah sukses.
Salam…

No comments:

Post a Comment